KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Keputusan Bank Indonesia (BI) menyerap likuiditas sebesar Rp 5,97 triliun dari lelang Sertifikat Bank Indonesia (SBI) tenor sembilan bulan dan 12 bulan, Senin (23/7) menyisakan kekhawatiran, yakni kian tingginya volatilitas neraca modal atau capital account. Nomura Singapore Limited dalam risetnya yang dikutip Kontan.co.id, Senin (23/7) mengaku terkejut dengan langkah bank sentral Indonesia melakukan reaktivasi SBI sembilan dan 12 bulan dan mengganti instrumen Sertifikat Deposito Bank Indonesia (SDBI) . Menurut Nomura, meskipun keputusan ini akan membuat aliran masuk modal asing, namun diperkirakan hanya bersifat jangka pendek. Malah ada kemungkinan akan menyebabkan peningkatan volatilitas dalam capital account. "Ini alasan mengapa SBI dihapus pada saat itu, tulis keterangan Nomura itu.
Reaktivasi SBI bisa meningkatkan volatilitas
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Keputusan Bank Indonesia (BI) menyerap likuiditas sebesar Rp 5,97 triliun dari lelang Sertifikat Bank Indonesia (SBI) tenor sembilan bulan dan 12 bulan, Senin (23/7) menyisakan kekhawatiran, yakni kian tingginya volatilitas neraca modal atau capital account. Nomura Singapore Limited dalam risetnya yang dikutip Kontan.co.id, Senin (23/7) mengaku terkejut dengan langkah bank sentral Indonesia melakukan reaktivasi SBI sembilan dan 12 bulan dan mengganti instrumen Sertifikat Deposito Bank Indonesia (SDBI) . Menurut Nomura, meskipun keputusan ini akan membuat aliran masuk modal asing, namun diperkirakan hanya bersifat jangka pendek. Malah ada kemungkinan akan menyebabkan peningkatan volatilitas dalam capital account. "Ini alasan mengapa SBI dihapus pada saat itu, tulis keterangan Nomura itu.