JAKARTA. Realisasi penerimaan bea dan cukai hingga 30 November 2016 mencapai Rp 133,5 triliun. Jumlah tersebut baru setara 72,57% dari target dalam APBN-P 2016. Posisi tersebut juga masih lebih rendah 3,61% dibanding pencapaian periode yang sama pada tahun lalu yang sebesar Rp 138,5 triliun. Berdasarkan data Direktorat Jenderal (Ditjen) Bea dan Cukai Kementerian Keuangan (Kemkeu), penerimaan cukai tercatat Rp 102,2 triliun atau terkontraksi 4,75% dibanding tahun lalu. Jumlah tersebut terdiri dari penerimaan hasil tembakau Rp 97,6 triliun, etil alkolhol Rp 147 miliar, makanan dan minuman yang mengandung alkohol (MMEA) sebesar Rp 4,4 triliun. Sementara, realisasi penerimaan bea masuk hingga 30 November 2016 sebesar Rp 20,6 triliun, atau terkontraksi 26,43%. Realisasi penerimaan bea keluar tercatat sebesar Rp 2,6 triliun juga terkontraksi 18,75% dibanding periode yang sama pada tahun lalu.
Realisasi bea dan cukai hanya 72,57% per November
JAKARTA. Realisasi penerimaan bea dan cukai hingga 30 November 2016 mencapai Rp 133,5 triliun. Jumlah tersebut baru setara 72,57% dari target dalam APBN-P 2016. Posisi tersebut juga masih lebih rendah 3,61% dibanding pencapaian periode yang sama pada tahun lalu yang sebesar Rp 138,5 triliun. Berdasarkan data Direktorat Jenderal (Ditjen) Bea dan Cukai Kementerian Keuangan (Kemkeu), penerimaan cukai tercatat Rp 102,2 triliun atau terkontraksi 4,75% dibanding tahun lalu. Jumlah tersebut terdiri dari penerimaan hasil tembakau Rp 97,6 triliun, etil alkolhol Rp 147 miliar, makanan dan minuman yang mengandung alkohol (MMEA) sebesar Rp 4,4 triliun. Sementara, realisasi penerimaan bea masuk hingga 30 November 2016 sebesar Rp 20,6 triliun, atau terkontraksi 26,43%. Realisasi penerimaan bea keluar tercatat sebesar Rp 2,6 triliun juga terkontraksi 18,75% dibanding periode yang sama pada tahun lalu.