Realisasi Belanja APBD Turun 1,1% pada April 2022, Ini Kata Sri Mulyani



KONTAN.CO.ID -   JAKARTA. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan, realisasi Belanja Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) pada April 2022 sebesar Rp 175,86 triliun atau 15,66% terhadap APBD.

Realisasi ini mengalami penurunan 1,1% dibandingkan  periode sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 177,87 triliun.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memerinci, jika dilihat berdasarkan jenisnya belanja daerah terdiri dari belanja pegawai yang realisasinya Rp 91,10 triliun atau  naik 0,8% dari periode sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 90,40 triliun.


“Kenaikan belanja pegawai antara lain dikarenakan sebagian besar daerah telah merealisasikan pembayaran tambahan penghasilan pegawai (TPP) dan tunjangan hari raya (THR) bagi Pegawai Negeri Sipil Daerah (PNSD),” tutur Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN Kita Senin (23/5).

Baca Juga: Ini Enam Arahan Jokowi untuk Tangani Pandemi dan Atasi Gejolak Ekonomi Global

Kemudian, untuk realisasi belanja barang dan jasa mencapai Rp 41,77 triliun atau naik 1,8% dibandingkan periode sama tahun lalu yang sebesar Rp 41,02 triliun. Sri Mulyani mengatakan, kenaikan belanja barang dan jasa ini antara lain dikarenakan adanya peningkatan belan ja satwa alat berat, pelatihan, sosialisasi dan bimbingan teknis diikuti dengan belanja perjalanan dinas.

Lalu, untuk belanja modal realisasinya mencapai Rp 9,32 triliun atau naik 6,4% dari belanja tahun lalu di periode yang sama Rp 8,76 triliun. Selanjutnya untuk belanja lainnya realisasinya sebesar Rp 33,68 triliun atau turun 10,7% dari periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 37,69 triliun.

Lebih lanjut, Sri Mulyani memaparkan, belanja daerah jika dilihat berdasarkan fungsinya telah digunakan untuk belanja ekonomi Rp 11,15 triliun atau meningkat 2,1% dari tahun lalu, belanja Kesehatan Rp 25,92 triliun, dan belanja perlindungan sosial Rp 1,72 triliun.

Baca Juga: Realisasi Belanja Negara di Kuartal I Menurun, Ini kata Ekonom Core

Realisasi belanja fungsi ekonomi tumbuh lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, sedangkan belanja fungsi Kesehatan dan perlinsos tumbuh lebih rendah. Hal ini sejalan dengan semakin rendahnya kasus Covid-19 (menurunnya realisasi belanja tidak terduga) dan semakin meningkatnya aktivitas ekonomi di daerah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli