JAKARTA. Performa Kementerian/Lembaga (K/L) dalam membelanjakan anggarannya memang membuat gemas. Setiap tahunnya realisasi belanja tidak pernah mencapai 100%. Kinerja realisasi anggaran belanja tiga tahun terakhir berturut-turut adalah 88% pada 2011 dan 2012, sedangkan di 2013 naik menjadi 90%. Kenaikan 2% ini tidak sebanding dengan tambahan beban pengelolaan anggaran berupa kenaikan pagu anggaran dari 2012 ke 2013. Tercatat, di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2012 beban belanja K/L adalah Rp 547,9 triliun. Nilai ini kemudian naik 15,82% di APBN-P 2013 menjadi Rp 634,6 triliun. Kepala Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) Kuntoro Mangkusubroto mengatakan secara rata-rata sejak tahun 2009 sampai 2013 terdapat kenaikan pagu anggaran sebesar 21% per tahun. Sedangkan pada periode yang sama kenaikan jumlah Pegawai Negeri Sipl (PNS) per tahun di bawah 0%. Artinya, tambahan beban pengelolaan anggaran yang signifikan tidak sebanding dengan sumber daya manusia dan organisasi pelaksana pengelolaan anggaran yang relatif tetap. Perlu ada efisiensi dalam pemanfaatan SDM yang ada. Selain itu, pola penyerapan anggaran pun perlu diperbaiki. Seharusnya serapan belanja dari awal tahun sudah naik pelan-pelan hingga akhir tahun. "Tidak seperti sekarang. Satu bulan sebelum akhir tahun melonjak naik," ujar Kuntoro, Senin (24/2). Karenanya ada permasalahan pada perencanaan target serapan ataupun eksekusi dari perencanaan itu sendiri. Realisasi tertinggi belanja K/L pun masih didominasi oleh kelompok belanja pegawai dan sosial yaitu masing-masing 94% dan 96% di 2013. Seharusnya, realisasi belanja modal yang mendorong pertumbuhan memiliki porsi tinggi. Maka dari itu, menurut Kuntoro, perlu ada perbaikan baik dari sisi perencanaan, pelaksanaan, organisasi dan SDM hingga regulasi.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Realisasi belanja kementerian lembaga masih loyo
JAKARTA. Performa Kementerian/Lembaga (K/L) dalam membelanjakan anggarannya memang membuat gemas. Setiap tahunnya realisasi belanja tidak pernah mencapai 100%. Kinerja realisasi anggaran belanja tiga tahun terakhir berturut-turut adalah 88% pada 2011 dan 2012, sedangkan di 2013 naik menjadi 90%. Kenaikan 2% ini tidak sebanding dengan tambahan beban pengelolaan anggaran berupa kenaikan pagu anggaran dari 2012 ke 2013. Tercatat, di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2012 beban belanja K/L adalah Rp 547,9 triliun. Nilai ini kemudian naik 15,82% di APBN-P 2013 menjadi Rp 634,6 triliun. Kepala Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) Kuntoro Mangkusubroto mengatakan secara rata-rata sejak tahun 2009 sampai 2013 terdapat kenaikan pagu anggaran sebesar 21% per tahun. Sedangkan pada periode yang sama kenaikan jumlah Pegawai Negeri Sipl (PNS) per tahun di bawah 0%. Artinya, tambahan beban pengelolaan anggaran yang signifikan tidak sebanding dengan sumber daya manusia dan organisasi pelaksana pengelolaan anggaran yang relatif tetap. Perlu ada efisiensi dalam pemanfaatan SDM yang ada. Selain itu, pola penyerapan anggaran pun perlu diperbaiki. Seharusnya serapan belanja dari awal tahun sudah naik pelan-pelan hingga akhir tahun. "Tidak seperti sekarang. Satu bulan sebelum akhir tahun melonjak naik," ujar Kuntoro, Senin (24/2). Karenanya ada permasalahan pada perencanaan target serapan ataupun eksekusi dari perencanaan itu sendiri. Realisasi tertinggi belanja K/L pun masih didominasi oleh kelompok belanja pegawai dan sosial yaitu masing-masing 94% dan 96% di 2013. Seharusnya, realisasi belanja modal yang mendorong pertumbuhan memiliki porsi tinggi. Maka dari itu, menurut Kuntoro, perlu ada perbaikan baik dari sisi perencanaan, pelaksanaan, organisasi dan SDM hingga regulasi.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News