Realisasi belanja modal pemerintah lambat



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penghematan anggaran pemerintah ternyata juga berdampak pada realisasi penggunaan belanja modal negara. Itulah sebabnya hingga Oktober 2017, total pemakaian dana belanja modal pemerintah masih di kisaran separuh dari target. 

Data dari internal Kementerian Keuangan (Kemkeu) yang diperoleh Kontan.co.id menunjukkan, realisasi belanja modal pemerintah hingga akhir Oktober kemarin baru mencapai Rp 106 triliun. Dengan alokasi dana belanja modal di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2017 sebesar Rp 206,2 triliun, maka pencapaian itu baru sebesar 51,41%.

Namun jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya, jumlah itu naik 8,16% year on year (yoy). Sebab hingga akhir Oktober 2016, realisasi belanja modal pemerintah hanya Rp 98 triliun.


Dari data tersebut, pada kuartal pertama, kedua, dan ketiga tahun ini realisasi belanja modal naik dibanding periode yang sama tahun 2016. Namun, untuk periode Oktober 2017 saja, realisasinya senilai Rp 15,4 triliun, relatif sama dengan realisasi belanja Oktober tahun lalu.

Direktur Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Direktorat Jenderal (Ditjen) Anggaran Kementerian Keuangan Kunta Nugraha enggan menjelaskan penyebab penggunaan belanja modal yang baru separuh dari target dalam APBN tersebut. Namun, ia bilang, dari seluruh instansi pemerintah, terdapat lima kementerian atau lembaga (K/L) dengan penyerapan belanja modal yang memuaskan. 

Mereka adalah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dengan realisasi belanja modal Rp 46,8 triliun dan Kementerian Pertahanan Rp 17,1 triliun. "Kementerian Perhubungan Rp 15,7 triliun, Polri Rp 12,6 triliun, dan Kementerian Agama Rp 1,5 triliun," kata Kunta kepada Konta.co.id, pada Jumat (17/11) lalu.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai, realisasi belanja modal sejauh ini mengecewakan. "Seharusnya sejak kuartal III belanja modal dioptimalkan, karena akan mendorong pendapatan modal tetap bruto (PMTB) tumbuh tinggi," jelasnya.

Dengan pencapaian itu, Josua sangsi, pemerintah bisa menyerap belanja modal tahun ini hingga 100% dari target.  Menurutnya, jika realisasi akhir tahun bisa mencapai 70% saja atau sekitar Rp 144,34 triliun sudah bagus. Mengingat, ada risiko kekurangan penerimaan pajak dibanding target (shorfall) yang diperkirakan mencapai Rp 100 triliun-Rp 150 triliun.

Menurut Josua, dengan penggunaan belanja modal tersebut, rata-rata pertumbuhan PMTB sepanjang 2017 akan mencapai 5%-6%. Ini bakal  menjadi sinyal baik bagi ekonomi jangka panjang. Dengan kondisi itu maka diperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun ini hanya 5%-5,1%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati