Realisasi belanja negara tahun 2017 hanya 95%



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan menghitung realisasi penyerapan belanja negara hingga akhir tahun ini akan di bawah 95%. Angka itu lebih rendah dari outlook penyerapan anggaran pemerintah sampai akhir tahun yang diperkirakan sebesar 98%.

Realisasi penyerapan anggaran belanja yang lebih rendah dari outlook, disebabkan karena adanya program penghematan yang mengerem laju realisasi penyerapan dana belanja di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2017. Penghematan dilakukan untuk mencegah melebarnya defisit anggaran APBN-P 2017.

Kepala BKF Kemkeu Suahasil Nazara mengatakan, pemerintah telah membuat proyeksi anggaran hingga dua bulan ke depan. Untuk anggaran belanja negara, pemerintah memproyeksikan realisasinya hingga akhir tahun lebih rendah dari outlook.


"Kami harapkan realisasi belanja itu bisa di sekitar 94%–95% (dari target dalam APBN-P 2017)," kata Suahasil saat ditemui di Gedung Kemkeu, Senin (13/11).

Dengan demikian, realisasi belanja hingga akhir tahun hanya akan mencapai Rp 2.005,3 triliun–Rp 2.026,64 triliun. Sementara dalam outlook pemerintah yang disampaikan ke DPR, realisasi belanja akhir tahun ini 98%. Dengan revisi outlook tersebut, defisit APBN-P 2017 akan mencapai 2,67% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Menurut Suahasil, pemerintah masih akan melihat perkembangan anggaran belanja di tiap-tiap pos pengeluaran untuk mengetahui pasti realisasi penyerapan sampai akhir tahun. Namun diakuinya, tak semua pengeluaran pemerintah bisa dilakukan secara cepat. "Jadi masih ada tempat-tempat di mana pengeluaran enggak full. (Dana) transfer (ke daerah) juga masih akan ada yang dihitung ulang," tambah Suahasil.

Di sisi penerimaan, Suahasil belum mau menyebutkan perkiraan realisasinya di akhir tahun. Namun dia berharap, realisasi penerimaan negara tetap bisa memenuhi defisit 2,67% dari PDB yaitu ditargetkan sebesar Rp 1.736,1 triliun dalam APBNP 2017.

Sudah bagus

Namun harapan itu sepertinya masih jauh dari kenyataan. Sebab realisasi penerimaan perpajakan hingga akhir bulan lalu hanya Rp 984,99 triliun atau baru 66,88% dari target APBN-P 2017. Jumlah itu terdiri dari penerimaan pajak Rp 858,05 triliun atau 66,8% dari target dan penerimaan bea dan cukai Rp 126,94 triliun atau 67,09% dari target.

Ketua Komisi XI DPR Melchias Marcus Mekeng menilai, penyerapan belanja negara 94% sudah cukup bagus. Mengingat, selama ini serapan anggaran hanya 92%, bahkan pada 2016 hanya 89,3% atau Rp 1.860,3 triliun. "Tetap ada perbaikan dalam penyerapan dan masih bisa mengelola defisit anggaran," katanya.

Anggota Komisi XI DPR Hendrawan Supratikno menambahkan, prognosa pemerintah itu masih dalam rentang yang terduga, yakni di kisaran 92%–98%. Menurutnya hal itu wajar terjadi, karena defisit APBN dibatasi maksimal 3%. "Kalau mau APBN yang ekspansi, defisit anggaran harus dinaikkan," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia