JAKARTA. Kendati belakangan ini, pasokan gula di pasar internasional sudah makin banyak, hal itu tak mempermudah Indonesia mendapatkan gula impor dalam jumlah besar. Seperti yang terjadi pada PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI). Hingga kini, realisasi gula impor milik RNI baru 10.000 ton. Padahal, sesuai kuota pemerintah, RNI kebagian jatah mengimpor 85.000 ton. Direktur RNI, Bambang Priyono mengaku, pihaknya memang telah mengikat kontrak untuk sisa kuota impor 75.000 ton lainnya. Namun, pasokan gula itu belum pasti. Kalaupun ada, kemungkinan realisasi gula impor itu baru bisa tiba di Indonesia secara bertahap hingga April nanti. "Kita impor gula dari Thailand," ujar Bambang Priyono, Jumat (5/3). Para importir memang harus bergegas merealisasikan jatah kuota impornya. Sebab, Kementerian Perdagangan menetapkan batas waktu impor gula putih 500.000 ton di tahun ini adalah hingga 15 April mendatang.
Realisasi Impor Gula RNI Baru 10.000 Ton
JAKARTA. Kendati belakangan ini, pasokan gula di pasar internasional sudah makin banyak, hal itu tak mempermudah Indonesia mendapatkan gula impor dalam jumlah besar. Seperti yang terjadi pada PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI). Hingga kini, realisasi gula impor milik RNI baru 10.000 ton. Padahal, sesuai kuota pemerintah, RNI kebagian jatah mengimpor 85.000 ton. Direktur RNI, Bambang Priyono mengaku, pihaknya memang telah mengikat kontrak untuk sisa kuota impor 75.000 ton lainnya. Namun, pasokan gula itu belum pasti. Kalaupun ada, kemungkinan realisasi gula impor itu baru bisa tiba di Indonesia secara bertahap hingga April nanti. "Kita impor gula dari Thailand," ujar Bambang Priyono, Jumat (5/3). Para importir memang harus bergegas merealisasikan jatah kuota impornya. Sebab, Kementerian Perdagangan menetapkan batas waktu impor gula putih 500.000 ton di tahun ini adalah hingga 15 April mendatang.