JAKARTA. Bencana alam yang terjadi di berbagai wilayah Indonesia, seperti erupsi Gunung Sinabung dan Gunung Kelud, berimbas pada berkurangnya pasokan jagung lokal. Alhasil, impor jagung di awal tahun ini lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu. Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Makanan Ternak (GPMT) Desianto Boedi Utomo menuturkan, hingga awal Maret 2014, impor jagung untuk industri pakan ternak mencapai 350.000 ton. Padahal, pada periode yang sama tahun lalu impor jagung untuk pakan ternak baru sekitar 250.000 ton. "Ketersediaan lokal tidak ada," kata Desianto pada KONTAN baru-baru ini. Padahal, menurut Desianto yang juga Vice President Feed Technology PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk ini, seharusnya daerah penghasil jagung di Indonesia sudah mulai panen sehingga bisa diserap oleh pabrik pakan. Desianto bilang, saat panen seharusnya pabrik pakan tidak perlu impor lantaran ada pasokan lokal. Tapi, bencana alam bikin pasokan jagung lokal turun.
Realisasi Impor Jagung Naik 40%
JAKARTA. Bencana alam yang terjadi di berbagai wilayah Indonesia, seperti erupsi Gunung Sinabung dan Gunung Kelud, berimbas pada berkurangnya pasokan jagung lokal. Alhasil, impor jagung di awal tahun ini lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu. Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Makanan Ternak (GPMT) Desianto Boedi Utomo menuturkan, hingga awal Maret 2014, impor jagung untuk industri pakan ternak mencapai 350.000 ton. Padahal, pada periode yang sama tahun lalu impor jagung untuk pakan ternak baru sekitar 250.000 ton. "Ketersediaan lokal tidak ada," kata Desianto pada KONTAN baru-baru ini. Padahal, menurut Desianto yang juga Vice President Feed Technology PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk ini, seharusnya daerah penghasil jagung di Indonesia sudah mulai panen sehingga bisa diserap oleh pabrik pakan. Desianto bilang, saat panen seharusnya pabrik pakan tidak perlu impor lantaran ada pasokan lokal. Tapi, bencana alam bikin pasokan jagung lokal turun.