JAKARTA. Realisasi impor kedelai hingga Oktober ini telah mencapai 80% dari prognosa impor kedelai. Meskipun panen raya kedelai sedang berlangsung. Ketergantungan akan impor kedelai belum bisa dihentikan. Selama sepekan ini, daerah seperti di Nusa Tenggara Barat (NTB), Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan dan Yogyakarta sedang panen raya kedelai. Namun sayang, sekalipun panen raya tengah berlangsung. Impor kedelai tetap berjalan. Alasannya, kebutuhan kedelai di pasar terus bertambah sementara produksi kedelai nasional tidak mengalami kenaikan. Ketua Gabungan Pengusaha Tahu dan Tempe Indonesia (Gapoktindo) Aip Syarifudin justru tidak merasa ada panen. Di pasar juga kedelai impor lebih mudah ditemukan ketimbang kedelai lokal.
Realisasi impor kedelai sudah capai 80%
JAKARTA. Realisasi impor kedelai hingga Oktober ini telah mencapai 80% dari prognosa impor kedelai. Meskipun panen raya kedelai sedang berlangsung. Ketergantungan akan impor kedelai belum bisa dihentikan. Selama sepekan ini, daerah seperti di Nusa Tenggara Barat (NTB), Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan dan Yogyakarta sedang panen raya kedelai. Namun sayang, sekalipun panen raya tengah berlangsung. Impor kedelai tetap berjalan. Alasannya, kebutuhan kedelai di pasar terus bertambah sementara produksi kedelai nasional tidak mengalami kenaikan. Ketua Gabungan Pengusaha Tahu dan Tempe Indonesia (Gapoktindo) Aip Syarifudin justru tidak merasa ada panen. Di pasar juga kedelai impor lebih mudah ditemukan ketimbang kedelai lokal.