KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) memetakan permasalahan lambannya pencairan insentif tenaga kesehatan (nakes) di daerah. Pasalnya, Kementerian Dalam Negeri mencatat realisasi insentif nakes per 17 Juli baru mencapai 23,6% atau Rp 2,09 triliun dari pagu anggaran Rp 8,85 triliun. Deputi Kepala BPKP Bidang Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah BPKP, Dadang Kurnia, mengatakan, BPKP daerah telah bergerak ke Pemda untuk memetakan permasalahan yang terjadi. Setidaknya ada tiga aspek yang perlu dikawal dan dicermati terkait hal tersebut. Pertama, terkait masalah kelengkapan administrasi yang harus dipenuhi. Dadang menyebut, hal ini yang kemungkinan agak berat dipenuhi oleh tenaga kesehatan. Sebab, saat ini nakes fokus pada pelayanan untuk pasien Covid-19.
Realisasi insentif tenaga kesehatan di daerah lambat, BPKP ungkap penyebabnya
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) memetakan permasalahan lambannya pencairan insentif tenaga kesehatan (nakes) di daerah. Pasalnya, Kementerian Dalam Negeri mencatat realisasi insentif nakes per 17 Juli baru mencapai 23,6% atau Rp 2,09 triliun dari pagu anggaran Rp 8,85 triliun. Deputi Kepala BPKP Bidang Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah BPKP, Dadang Kurnia, mengatakan, BPKP daerah telah bergerak ke Pemda untuk memetakan permasalahan yang terjadi. Setidaknya ada tiga aspek yang perlu dikawal dan dicermati terkait hal tersebut. Pertama, terkait masalah kelengkapan administrasi yang harus dipenuhi. Dadang menyebut, hal ini yang kemungkinan agak berat dipenuhi oleh tenaga kesehatan. Sebab, saat ini nakes fokus pada pelayanan untuk pasien Covid-19.