Realisasi investasi asing kok tumbuh rendah?



JAKARTA. Investor asing sepertinya tengah tak bergairah untuk melirik Indonesia sebagai tempat berinvestasi. Lihat saja, data realisasi investasi triwulan I 2014 yang dirilis Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat pertumbuhan realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) yang lebih rendah dibanding tahun sebelumnya. PMA pada tiga bulan pertama 2014 hanya mencapai Rp 72 triliun atau hanya bertumbuh 9,92% dibanding periode sama tahun lalu yang sebesar Rp 65,5 triliun. Padahal, pertumbuhan realisasi PMA tiga bulan pertama 2013 dibanding 2012 berhasil tumbuh 27,18%. Bahkan PMA pada tahun 2012 dibanding 2011 sempat menembus 30,38% pertumbuhan. Memang, secara total realisasi investasi triwulan I 2014 berhasil menembus angka Rp 106,6 triliun atau tumbuh 14,6% ketimbang triwulan I 2013 yang hanya Rp 93 triliun. Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sendiri memberikan  porsi Rp 34,6 triliun. Banyak yang menduga hajatan pemilu jadi biang keladinya. Namun Kepala BKPM Mahendra Siregar menampik hal tersebut. Menurutnya pelaksanaan pemilu hingga sekarang ini adalah netral alias tidak memberikan pengaruh terhadap investasi. Tinggi rendahnya PMA bukan bergantung dari siklus yang terjadi pada hari, bulanan ataupun karena tahun tertentu. "Tetapi lebih pada ekspetasi stabilitas ekonomi dan politik sehingga investasi bisa dilakukan sesuai rencana," ujarnya, Kamis (24/4). Perkembangan ekonomi global dan regional juga mempengaruhi masuknya investor asing. Bagaimana situasi pertumbuhan ekonomi negara luar tentu mempengaruhi tingkat investasi. Apalagi kondisi ekonomi dunia saat ini belum benar-benar pulih. Singapura menjadi negara dengan jumlah investasi tertinggi yang masuk selama periode pertama 2014. Negeri singa ini mencatatkan investasi sebesar US$ 1,2 miliar atau 18,7% dari total investasi PMA. Melirik keseluruhan tahun 2013 kemarin, Singapura menduduki urutan kedua PMA dengan nilai investasi mencapai US$ 4,7 miliar. Posisi pertama diduduki oleh Jepang dengan investasi US$ 4,7 miliar. Deputi Bidang Pengendalian Penanaman Modal BKPM Azhar Lubis menambahkan realisasi investasi triwulan I didominasi oleh investasi baru. Investasi baru tercatat sebesar Rp 75,4 triliun sedangkan ekspansi sebesar Rp 31,2 triliun. Ada berbagai sektor baru yang direalisasikan dalam PMA. Salah satunya pada sektor pertambangan. Azhar menjelaskan ada dua perusahaan asing yang merealisasikan pembangunan smelternya. Satu perusahaan membangun smelter pengolahan bauksit alumina di wilayah Kalimantan Barat dengan nilai US$ 450 juta. Satu lagi smelter pengolahan nikel berada di Maluku Utara. "Nilai investasinya Rp 3,6 triliun," tandas Azhar. Sayangnya, Azhar enggan membeberkan identitas kedua perusahaan tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Hendra Gunawan