KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Perekonomian global kemungkinan masih akan diselimuti ketidakpastian hingga 2025 mendatang. Dampak tersebut pula yang akan menghambat realisasi investasi tahun depan yang ditargetkan Rp 1.750 triliun. Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai, target tersebut terlalu tinggi, mengingat tahun depan masih akan menghadapi berbagai tantangan.
Baca Juga: Pemerintah Klaim Investor Makin Gencar Investasi di Indonesia Misalnya saja, pelemahan ekonomi di negara asal investasi terutama China dan Jepang. Hal ini bisa berimbas pada realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) yang masuk. “Penurunan harga komoditas membuat investasi di pertanian, perkebunan dan pertambangan lebih lambat, dan suku bunga yang masih tinggi dalam beberapa waktu kedepan,” tutur Bhima kepada Kontan.co.id, Minggu (3/3). Meski begitu, Bhima melihat, potensi investasi yang besar masih bisa dicapai pemerintah, jika mampu mendorong realokasi investasi dari China, Jepang dan Eropa untuk bisa masuk ke indonesia.
Baca Juga: Kemenperin: Industri Manufaktur Nasional Terus Ekspansif 30 Bulan Beruntun Misalnya saja, mendorong pabrik-pabrik kendaraan listrik, komponen energi terbarukan sampai industri daur ulang baterai agar mau memindahkan pabriknya ke Indonesia. Namun, untuk merealokasi investasi tersebut pemerintah perlu meracik formulasi dan strategi yang menarik, untuk mencari potensi perusahaan dan mau pindah ke Indonesia, utamanya di industri manufaktur.
Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal juga sepakat perekonomian global yang masih lesu akan menjadi tantangan untuk mencapai realisasi investasi di 2025. “(Tantangan investasi) salah satunya global
growth tahun 2025 kemungkinan masih relatif lambat seperti 2024,” tutur Faisal. Agar realisasi investasi tetap berjalan sesuai rencana, pemerintah disarankan untuk terus meningkatkan kualitas SDM tenaga kerja, dan juga kepastian kebijakan investasi, agar memudahkan investor yang akan masuk. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto