KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Realisasi investasi hulu migas pada tahun 2021 mencapai US$ 10,7 miliar atau setara Rp 155 triliun. Jumlah ini meningkat dari capaian tahun 2020 yang sebesar US$ 10,5 miliar. Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengungkapkan, raihan ini sekaligus sebagai komitmen sektor hulu migas kendati masih dalam masa pandemi covid-19. "Investasi yang cukup besar ini dilakukan karena kami menyadari sepenuhnya bahwa ke depan kebutuhan terhadap migas akan semakin besar jadi kita harus bekerja keras dari hari ini," kata Dwi dalam Konferensi Pers Kinerja, Senin (17/1).
Dwi melanjutkan, kebutuhan investasi akan kian meningkat ke depannya seiring target besar industri hulu migas, yaitu pencapaian target produksi minyak sebesar 1 juta barel minyak per hari (BOPD) dan produksi gas sebesar 12 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD) di tahun 2030.
Baca Juga: Kementerian ESDM: Serapan Gas Khusus Industri di Tahun 2021 Hanya 81,08% dari Alokasi Dwi mengatakan seluruh pemangku kepentingan perlu melakukan usaha bersama untuk menciptakan iklim investasi yang mendukung pencapaian target besar tersebut. Kendati demikian, Dwi mengakui, dibutuhkan sejumlah perbaikan untuk meningkatkan investasi guna mendukung target produksi migas di 2030 mendatang. Salah satunya melalui perbaikan fiskal. "Dampak positif dari peningkatan produksi migas nasional akan mengurangi
current account deficit (CAD), menjaga ketahanan energi nasional, menciptakan lapangan kerja dan penguatan kapasitas perusahaan nasional penunjang industri hulu migas," ujar Dwi. Dwi menjelaskan, dalam jangka pendek pun, kegiatan dan investasi di sektor hulu migas diperkirakan akan meningkat seiring dengan membaiknya ekonomi dengan semakin tertanganinya pandemi Covid-19. Kebutuhan akan minyak dan gas bumi juga akan tetap signifikan meskipun saat ini dunia sedang bergerak menuju
net zero emission atau nol emisi karbon. Bauran energi memang memperlihatkan porsi bauran energi migas yang menurun setiap tahun seiring dengan meningkatnya persentase bauran energi baru terbarukan.
Baca Juga: Tahun Ini Serapan Gas Khusus Industri Diproyeksi Bakal Membaik Akan tetapi, meskipun kebutuhan migas secara persentase turun, namun secara volume kebutuhan migas akan semakin membesar. Gas bumi juga akan memainkan peran strategis sebagai agen transisi energi. "Dalam rangka memaksimalkan dukungan industri hulu migas selama masa transisi energi ini, investasi kembali menjadi kunci," ujar Dwi. Dalam konferensi pers tersebut juga disampaikan bahwa di tahun 2021, bagian negara (
government take) dari total
revenue mencapai US$ 14 milyar atau sekitar Rp 203 triliun (pada kurs US$1 = Rp14.500). Jumlah tersebut meningkat sekitar 61% dibanding tahun 2020 saat bagian negara mencapai US$8,7 milyar. "Ini menegaskan betapa pentingnya industri hulu migas bagi perekonomian nasional dan sumber penerimaan negara untuk mendukung pemulihan perekonomian nasional dan penanggulangan pandemi Covid-19," pungkas Dwi. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi