Realisasi Investasi Minerba Baru Capai US$ 3,6 Miliar per Agustus 2024



KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat realisasi investasi subsektor mineral dan batubara (minerba) mencapai US$ 3,6 miliar per Agustus atau sekitar 45% dari total rencana 2024 sebesar US$ 8,08 miliar. 

Sepanjang 2023 Kementerian ESDM mencatat realisasi investasi subsektor minerba mencapai US$ 7,46 miliar atau setara Rp 116,61 triliun (asumsi kurs Rp 15.631 per dolar AS) sepanjang 2023.

Sekretaris Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara Rita Susilawati mengatakan, masih rendahnya capaian investasi dikarenakan beberapa kendala di antaranya kebijakan restrukturisasi dan prioritas keuangan dari beberapa badan usaha sehingga memutuskan menunda investasi serta proses pengadaan barang/jasa yang tidak terlaksana sesuai dengan rencana.


Baca Juga: Ada Usulan dari Pengusaha, Pemerintah Kaji Usulan Penyesuaian Tarif Royalti Batubara

"Kami masih optimistis untuk dapat mencapai target mengingat angka tersebut adalah komitmen yang kami dapatkan dari para pelaku usaha. Kami rutin melakukan monitoring dan evaluasi setiap triwulan dengan memanggil pelaku usaha dan mengidentifikasi kendala serta bottleneck dalam project-project mereka," kata Rita kepada Kontan, Kamis (12/9).

Berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, kata Rita, pada semester akhir realisasi akan meningkat dengan signifikan karena efek dari penundaan kegiatan-kegiatan sehingga pencatatan keuangan baru terjadi di akhir tahun.

"Kami masih optimistis bahwa investasi tahun ini dapat tercapai sesuai target yaitu US$ 8,08 miliar. Terlebih, investasi Freeport Indonesia dan Amman Mineral belum masuk cut off Agustus sehingga terdapat potensi realisasi yang lebih besar," ujar Rita.

Direktur Eksekutif Indonesia Mining Association (IMA) Hendra Sinadia menuturkan umumnya realisasi investasi terpengaruh oleh volatilitas harga komoditas di mana rerata harga di 2024 itu lebih rendah dibandingkan tahun 2023. Selain itu masih terdapat perushaan yang belum mendapatkan persetujuan RKAB.

Baca Juga: Sebentar Lagi La Nina, Begini Persiapan Emiten Jasa Batubara

"Sepertinya target investasi tahun ini sulit tercapai," kata Hendra kepada Kontan, Kamis (12/9).

Capaian investasi untuk subsektor minerba pada tahun ini diprediksi akan mengalami penurunan, terutama apabila dibandingkan capaian investasi pada 2023 sebesar US$ 7,46 miliar.

Penurunan investasi terjadi seiring dengan rampungnya pembangunan dua proyek smelter jumbo di dalam negeri. Keduanya yakni milik PT Freeport Indonesia dan PT Amman Mineral.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi