Jakarta. Realisasi Investasi triwulan II pada 2016 naik 13,3 % dibandingkan pada periode sama tahun lalu. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengumumkan, nilai investasi yang masuk pada periode tersebut mencapai Rp 135,1 triliun, tertinggi dibandingkan triwulan-triwulan sebelumnya. Investasi itu terdiri dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp 52,2 triliun atau naik 21,7 % dari 42,9 triliun pada periode yang sama tahun 2015. Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp 99,4 triliun naik 7,9 % dari Rp 92,2 %. "Dengan ini, kami optimistis realisasi investasi 2016 akan mencapai target Rp 594,8 triliun," ujar Thomas di kantor BKPM, Jumat (29/7).
Thomas merinci bahwa realisasi PMA itu berdasarkan asal negara lima besarnya dianataranya dari negara Asia yaitu pertama Singapura sebesar US$ 2 miliar, Jepang US$ 1,3 miliar, Hong Kong US$ 0,6 miliar, China US$ 0,5 miliar dan Malaysia US$ 0,4 miliar. Untuk mendongkrak realisasi investasi, BKPM senantiasa melakukan berbagai upaya percepatan pelayanan investasi serta mendukung kebijakan yang dibuat pemerintah. Salah satunya kebijakan pengampunan pajak atau
tax amnesty. "Saat ini BKPM, masih mematangkan pemberian kemudahan layanan investasi bagi peserta
Tax Amnesty," ungkapnya. Skema investasi yang disiapkan yaitu peserta
tax amnesty yang ingin menyalurkan dana melalui penanaman modal akan didampingi oleh tim khusus BKPM, seperti mendapat pelayanan izin tiga jam, pemberian fasilitas pembebasan bea masuk, pencepatan jalur hijau dan dimumikinkan mendapatkan
tax allowance atau
tax holiday. "Itu terbatas pada investasi infrastruktur, serta sektor riil prioritas dan investasi lainnya," ungkapnya. Luar Jawa meningkat Sementara Deputi Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM, Azhar Lubis memberikan catatan terkait sebaran investasi di luar Jawa yang semakin meningkat menjadi Rp 69,6 triliun atau setara dengan 45,9 % dari total investasi. Dan ini meningkat dari tahun sebelumnya yaitu 44, %. "Realisasi investasi di pulau Jawa sebesar Rp 82,0 triliun," ungkapnya. PMA berdasarakan lokasi proyek itu sebarannya di lima besar lokasi yaitu Jawa Barat US$ 1,2 miliar, DKI Jakarta US$ 1,0 miliar, Banten US$ 0,7 miliar, Jawa Timur US$ 0,7 miliar dan Riau US$ 0,4 miliar.
Sedangkan realisasi PMA berdasarkan sektor usaha yaitu industri logam dasar, Barang Logam, mesin dan elektronik sebesar US$ 0,9 miliar. Kemudian pertambangan US$ 0,7 miliar, Industri kimia dasar, barang kimia dan farmasi US$ 0,6 miliar, perumahan, kawasan Industri dan Perkantoran sebesar US$ 0,6 miliar dan industri makanan US$ 0,5 miliar. "Kalau seluruh sektor industri digabungkan maka terlihat industri memberikan kontribusi sebesar US$ 3,9 miliar atau 54,2% dari total PMA," terangnya. Dan untuk realisasi PMDN berdasarkan lokasi proyek itu di Jawa Timur Rp 11,5 triliun, Jawa Barat Rp 8,8 triliun, Kalimantan Selatan Rp 5,5 triliun, DKI Jakarta Rp 5,2 triliun dan Riau 2,7 triliun. Sedangkan realisasi PMDN berdasarkan sektor usaha itu transportasi, gedung dan telekomunikasi Rp 8,4 triliun, industri mineral non logam Rp 8,1 triliun, industri makanan Rp 7,7 triliun konstruksi Rp 6,3 triliun dan tanaman pangan dan perkebunan Rp 3,5 triliun. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Adi Wikanto