Realisasi Investasi Sektor Manufaktur Rp 343,06 Triliun hingga September 2022



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengemukakan realisasi investasi di sektor manufaktur pada Januari-September (sampai triwulan III) tahun 2022 tercatat sebesar  Rp 343,06 triliun. Angka ini naik 49,24% jika dibandingkan dengan realisasi investasi pada periode yang sama di tahun 2021 sebesar Rp 229,87 triliun. 

“Realisasi investasi tahun 2022 bisa dibilang pencapaian realisasi dengan nilai tertinggi dibandingkan dari tahun 2019-2021 di saat dunia sedang penuh dengan tantangan ini,” tutur Agus dalam keterangan resmi, Selasa (27/12). 

Agus menyatakan perjalanan pembangunan sektor industri manufaktur nasional pada tahun 2022 masih diwarnai dengan gejolak dan tantangan baik dari dalam negeri maupun global. Namun, hingga September 2022 kinerja industri manufaktur terus bangkit. 


Baca Juga: Kemenperin Terus Mendorong Hilirisasi Berbagai Sektor Industri Dalam Negeri

Pada tahun 2020, pertumbuhan sektor industri pengolahan nonmigas sempat tertekan hingga minus 2,52% karena dampak pandemi Covid-19. Akan tetapi, melalui berbagai kebijakan strategis untuk mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional, kinerja sektor industri manufaktur di tanah air terus bangkit.

Kinerja pada tahun 2021 tumbuh sebesar 3,67%. Kemudian tren positif berlanjut pada tahun 2022, yang tercermin pada triwulan I tumbuh sebesar 5,47%, triwulan II sebesar 4,33%, dan triwulan III sebesar 4,88%. 

Adapun dari aspek kontribusi dalam PDB, kontribusi industri pengolahan nonmigas pada triwulan III tahun 2022 sebesar 16,10%. Namun demikian, tidak serta merta berarti industri mengalami deindustrialisasi. 

Menurut Agus, kontribusi industri masih merupakan yang tertinggi di antara sektor ekonomi lainnya. 

Dari sisi ekspor, sumbangsih dari sektor manufaktur terus meningkat meski di tengah kondisi dunia yang sedang tidak stabil. Nilai ekspor industri pada Januari-Oktober 2022 mencapai US$ 173,20 miliar atau berkontribusi 76,51% dari total nilai ekspor nasional. 

“Angka tersebut telah melampaui capaian ekspor manufaktur sepanjang tahun 2020 sebesar US$ 131,09 miliar. Jika dibandingkan dengan Januari-Oktober 2021, maka kinerja ekspor industri manufaktur pada Januari-Okober 2022 meningkat sebesar 20,39%,” ujar Agus.

Kinerja ekspor sektor manufaktur ini sekaligus menjadi tulang punggung pertumbuhan perekonomian nasional.

Baca Juga: Menperin: Hilirisasi Industri Adalah Kunci Kemajuan Ekonomi Nasional

Pada aspek ketenagakerjaan, sektor industri manufaktur menunjukkan pemulihan dari segi penyerapan tenaga kerja. Akibat dampak pandemi Covid-19, jumlah tenaga kerja di sektor industri manufaktur berkurang sebanyak 2 juta orang, dari 19,14 juta orang pada tahun 2019 ke 17,4 juta orang pada tahun 2020. 

Tetapi seiring dengan bangkitnya sektor industri manufaktur dari dampak pandemi, ada tambahan penyerapan tenaga kerja sebanyak 1,2 juta orang di tahun 2021 sehingga jumlah total tenaga kerja di sektor ini kembali meningkat ke angka 18,64 juta orang, dan ditahun 2022 ini bertambah lagi 500 ribuan sehingga tercatat tenaga kerja industri manufaktur sebanyak 19,11 juta orang. 

Agus menambahkan, geliat industri manufaktur di tanah air, juga terlihat dari capaian Indeks Kepercayaan Industri (IKI) pada bulan November yang menunjukkan ke arah ekspansif, yaitu di angka 50,89. 

“Dari angka tersebut, kami bisa mengidentifikasi bahwa ada 11 subsektor yang ekspansi (71% dari PDB Industri) dan 12 subsektor yang kontraksi (29% dari PDB Industri),” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi