JAKARTA. Kendati ekonomi dunia sedang lesu, arus penanaman modal ke Indonesia tahun ini berpotensi memenuhi target. Bahkan, sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini, pertumbuhan investasi melebihi target. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat hingga triwulan III 2014 realisasi investasi mencapai Rp 342,7 triliun atau 75,1% dari target sebesar Rp 456,6 triliun. Jumlah ini tumbuh sebesar 16,84% dibandingkan periode sama tahun lalu. sebagai perbandingan, tahun 2013, realisasi investasi mencapai Rp 390,30 triliun atau 102,10% dari target. Asal tahu saja, tahun ini pemerintah hanya menargetkan pertumbuhan investasi 16,83%. Jika pertumbuhan investasi terjaga hingga akhir tahun ini, realisasi investasi bisa mencapai Rp 460 triliun.
Bahkan realisasi investasi bisa lebih besar lagi. Soalnya, jumlah penanaman modal asing dan dalam negeri (PMA-PMDN) terus meningkat dari kuartal ke kuartal. Kuartal I-2014, nilai penanaman modal asing (PMA) dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) mencapai Rp 106,60 triliun. Nilainya meningkat menjadi Rp 116,20 triliun pada kuartal II, dan mencapai Rp 119,9 triliun pada kuartal III. Berkaca dari tahun-tahun sebelumnya, kuartal IV merupakan periode dengan jumlah investasi terbesar. Azhar Lubis, Deputi bidang Pengendalian Penanaman Modal BKPM, optimistis target investasi 2014 bakal tercapai dengan melihat tren tersebut. "Agar target tercapai, investasi kuartal IV harus Rp 113,9 triliun," terang Azhar, akhir pekan lalu. Ia menyatakan, jika realisasi investasi kuartal IV sama dengan pencapaian kuartal III, hasilnya akan melebihi target tahun ini menjadi Rp 462,6 triliun. "Kami optimistis dengan kabinet baru, target realisasi kuartal IV paling tidak sama dengan kuartal III," ucap Azhar. Sektor andalan Menurut Azhar, penanaman modal pada sisa akhir tahun ini tidak akan jauh berbeda dengan kuartal sebelumnya. Sejumlah sektor andalan akan menjadi bidikan investor. Pengusaha domestik masih memusatkan investasi di sektor listrik, gas, dan air, yang mencatatkan investasi terbesar, yakni Rp 34 triliun atau 29,7% terhadap total PMDN pada Januari-September 2014. Sektor industri makanan, sektor transportasi dan telekomunikasi, serta sektor perumahan, kawasan industri dan perkantoran.
PMA membidik sektor pertambangan. Ini merupakan imbas kewajiban pengolahan hasil pertambangan mineral, sehingga investor harus membuat smelter. Hingga triwulan III nilai investasi asing di sektor pertambangan mencapai US$ 3,80 miliar atau 17,4% dari total investasi asing. "Industri makanan dan minuman, sektor infrastruktur termasuk pembangkit listrik serta industri komponen otomotif dan elektronik, juga diharapkan tetap tinggi peminatnya," jelas Azhar. Doddy Ariefianto, Ekonom Lembaga Penjamin Simpanan berpendapat, pemerintahan baru di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla berpeluang mendongkrak penanaman modal. Soalnya, pelaku pasar sudah jatuh hati terhadap dua pemimpin itu. Dengan demikian, optimisme pengusaha untuk berbisnis dan meningkatkan usaha akan meningkat. Kini, dengan kepercayaan pelaku pasar, tugas pemerintah selanjutnya adalah mengatasi kesulitan dunia usaha. Pemerintah baru harus membuat terobosan untuk mengatasi sejumlah hambatan, seperti buruknya fasilitas infrastruktur, perizinan yang berbelit-belit, hingga praktik pungutan liar dan ketenangan berbisnis. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Uji Agung Santosa