KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Capaian kontrak baru emiten konstruksi pelat merah lebih mini bila dibandingkan swasta. Meskipun, targetnya pun lebih tinggi perusahaan konstruksi milik negara. Meski begitu, analis menilai saham-saham emiten konstruksi pelat merah masih menarik. Berdasarkan penelusuran Kontan.co.id, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) baru mencapai 32,88% dari target Rp 61,74 triliun, dan PT Adhi Karya Tbk (ADHI) baru mencapai 22,67% dari target Rp 30 triliun. Sedangkan PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL) telah mengantongi kontrak baru Rp 1,61 triliun setara dengan 80,5% dari target yang dibidik tahun ini sebesar Rp 2 triliun. Analis OSO Sekuritas Sukarno Alatas menilai kondisi perusahaan konstruksi pelat merah sejalan dengan tahun politik, sehingga kinerja perusahaan masih belum maksimal. Hal ini juga tidak bisa mewakilkan kinerja mereka.
Realisasi kontrak mini, analis menilai saham emiten konstruksi BUMN masih menarik
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Capaian kontrak baru emiten konstruksi pelat merah lebih mini bila dibandingkan swasta. Meskipun, targetnya pun lebih tinggi perusahaan konstruksi milik negara. Meski begitu, analis menilai saham-saham emiten konstruksi pelat merah masih menarik. Berdasarkan penelusuran Kontan.co.id, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) baru mencapai 32,88% dari target Rp 61,74 triliun, dan PT Adhi Karya Tbk (ADHI) baru mencapai 22,67% dari target Rp 30 triliun. Sedangkan PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL) telah mengantongi kontrak baru Rp 1,61 triliun setara dengan 80,5% dari target yang dibidik tahun ini sebesar Rp 2 triliun. Analis OSO Sekuritas Sukarno Alatas menilai kondisi perusahaan konstruksi pelat merah sejalan dengan tahun politik, sehingga kinerja perusahaan masih belum maksimal. Hal ini juga tidak bisa mewakilkan kinerja mereka.