KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah menargetkan menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp 120 triliun dengan bunga diturunkan menjadi 7% pada 2018. Dari target sebesar itu, 50% di antaranya atau sebesar Rp 60 triliun dialokasikan ke sektor produktif. "Ini sudah diputuskan di KKSK (Komite Kebijakan Sektor Keuangan). Adanya subsidi bunga ini harus memberikan added value bagi UMKM," ujar Yuana Sutyowati, Deputi Bidang Pembiayaan Kemenkop dan UKM, dalam keterangan tertulis, Selasa (5/12). Yuana mengatakan, dengan menitikberatkan pada sektor produktif seperti misalnya manufaktur, agribisnis maupun pertanian, maka dampak terhadap kontribusi PDB (Produk Domestik Bruto) akan semakin besar sekaligus memberikan nilai tambah, dan penyerapan tenaga kerja. Yuana menguraikan, segmen UMKM yang jumlahnya mencapai 59 juta, masih sangat luas untuk digarap. "Apalagi data BI menunjukkan dari jumlah itu baru 19,1% yang tersentuh oleh bank. Artinya masih 80,9% yang belum diakses perbankan," katanya. Deputi Pembiayaan mengapresiasi kontribusi yang sudah diberikan KKMB dalam membimbing dan membuat UMKM bisa bankable. "Apalagi saya dengar untuk usaha mikro, pendampingannya gratis, itu sangat saya hargai," katanya.
Realisasi KUR Rp 120T untuk sektor produktif
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah menargetkan menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp 120 triliun dengan bunga diturunkan menjadi 7% pada 2018. Dari target sebesar itu, 50% di antaranya atau sebesar Rp 60 triliun dialokasikan ke sektor produktif. "Ini sudah diputuskan di KKSK (Komite Kebijakan Sektor Keuangan). Adanya subsidi bunga ini harus memberikan added value bagi UMKM," ujar Yuana Sutyowati, Deputi Bidang Pembiayaan Kemenkop dan UKM, dalam keterangan tertulis, Selasa (5/12). Yuana mengatakan, dengan menitikberatkan pada sektor produktif seperti misalnya manufaktur, agribisnis maupun pertanian, maka dampak terhadap kontribusi PDB (Produk Domestik Bruto) akan semakin besar sekaligus memberikan nilai tambah, dan penyerapan tenaga kerja. Yuana menguraikan, segmen UMKM yang jumlahnya mencapai 59 juta, masih sangat luas untuk digarap. "Apalagi data BI menunjukkan dari jumlah itu baru 19,1% yang tersentuh oleh bank. Artinya masih 80,9% yang belum diakses perbankan," katanya. Deputi Pembiayaan mengapresiasi kontribusi yang sudah diberikan KKMB dalam membimbing dan membuat UMKM bisa bankable. "Apalagi saya dengar untuk usaha mikro, pendampingannya gratis, itu sangat saya hargai," katanya.