Realisasi masih rendah, Kadin dorong percepatan vaksinasi gotong royong



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kamar Dagang dan Industri (Kadin) mendorong percepatan vaksinasi gotong royong untuk perusahaan. Pasalnya hingga saat ini realisasi vaksinasi gotong royong untuk perusahaan masih belum maksimal. Padahal telah ada sekitar 10 juta target vaksinasi yang telah terdaftar di Kadin.

"Saat ini kami lebih intens berkoordinasi dengan semua pihak agar vaksinasi untuk dunia usaha ini bisa cepat pelaksanaannya sesuai dengan yang kita harapkan," ujar Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid dalam keterangan resmi, Selasa (13/7).

Arsjad menyampaikan bahwa saat ini sudah lebih dari 28.000 perusahaan yang mendaftar dengan 10,5 juta peserta. Angka tersebut mencakup karyawan dan keluarga karyawan.


Baca Juga: Banyak dikritik, ini penjelasan Menkes Budi soal vaksin gotong royong individu

Namun, alokasi yang diberikan kepada Kadin untuk tahap satu baru 330.000 dosis untuk 165.000 peserta dan di tahap dua mencapai 600.000 dosis untuk 300.000 peserta. Seluruhnya telah dialokasikan ke perusahaan yang mendaftar.

Kadin pun meminta tambahan alokasi pada vaksinasi tahap ketiga. Arsjad bilang Kadin meminta alokasi vaksin sebanyak 1 juta dosis yang akan diberikan kepada 500.000 peserta yang telah mendaftar.

"Dalam hal ini Kadin melakukan pendaftaran, sementara untuk pelaksanaan vaksinasi termasuk distribusi berada dalam koordinasi Biofarma," terang Arsjad.

Pihaknya berharap agar vaksin untuk program Gotong Royong bisa kian bertambah jumlahnya dan cepat pelaksanaannya. Sehingga dapat memenuhi kebutuhan alokasi vaksin bagi perusahaan-perusahaan yang sudah mendaftar.

Baca Juga: Sepekan PPKM Darurat berlaku, lalu lintas di DKI Jakarta lebih lengang

Sebagai informasi saat ini vaksin yang digunakan untuk gotong royong adalah vaksin Sinopharm. PT Kimia Farma Tbk menyebut dalam waktu dekat akan kembali datang 1,4 juta dosis vaksin Sinopharm.

Selanjutnya: Menko Luhut prediksi pandemi membaik dalam lima hari mendatang, ini syaratnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi