Realisasi pajak 91% target, tertinggi 3 tahun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah mencatat defisit anggaran pada 2017 sebesar 2,57% atau lebih rendah dari target dalam APBNP 2017 yaitu sebesar 2,92%. Dengan demikian, kesehatan serta keberlanjutan fiskal dinilai masih sehat.  Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mencatat, realisasi penerimaan perpajakan 2017 sebesar Rp 1.339,8 triliun. Angka ini mencapai 91% dari target APBN-P 2017 yang sebesar Rp 1.450,9 triliun.

Apabila tidak memperhitungkan hasil program Amnesti Pajak, penerimaan perpajakan 2017 tumbuh 12,6% dari target.  "Ini merupakan penerimaan tertinggi sejak tiga tahun terakhir. Tahun 2015 hanya 8,2% dan capaiannya hanya 83,3%. Tahun 2016 bahkan dengan tax amnesty, adalah sebesar 83,5% atau tumbuh 3,6% dan bila tax amnesty dihilangkan, growth-nya negatif 4,8%," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Selasa (2/1).  Secara rinci, untuk penerimaan pajak sendiri mencapai Rp 1.097,2 triliun atau 88,4% dari target yang sebesar Rp 1.283,6 triliun. Angka ini tumbuh 2,6% dibandingkan pencapaian tahun lalu. Namun demikian, angka itu adalah realisasi per 30 Desember 2017. Menurut Sri Mulyani, masih ada tambahan setoran pajak sebesar Rp 4 triliun pada 31 Desember. Direktur Potensi, Kepatuhan, dan Penerimaan Pajak Kementerian Keuangan Yon Arsal mengatakan, penerimaan pajaknya sendiri sampai 31 Desember mencapai Rp 1.151 triliun dengan capaian 89,74% dari target APBNP 2017 sebesar Rp 1.283,6 triliun. Berdasarkan angka penerimaan pajak per 30 Desember itu, realisasi penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) mencapai lebih dari 100% yaitu 106%. Tahun 2016, PPN hanya 86,9% dari target. Tahun 2016, growth dari PPN justru turun 2,7%.  "Jadi momentum luar biasa tingginya. Hal ini menunjukkan penerimaan perpajakan dalam APBN kita telah menunjukkan tren makin sehat dan menopang kita untuk menjaga APBN yang sehat dan kredibel," kata Sri Mulyani.  Sementara penerimaan kepabeanan dan cukai mencapai Rp 192,3 triliun atau 101,7% dari APBN-P 2017. Terdiri dari penerimaan cukai yang sebesar Rp 153,3 triliun, bea masuk sebesar Rp 35 triliun, dan bea keluar Rp 4 triliun. "Pencapaian tersebut didukung oleh membaiknya kinerja cukai, meningkatnya ekspor, dampak positif program penertiban importir berisiko tinggi (PIBT), dan program penertiban cukai berisiko tinggi (PCBT) yang diluncurkan pada pertengahan Juli 2017," ucapnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Dessy Rosalina