KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) terlihat belum moncer atau tumbuh melambat. Pada periode bulan Januari-Agustus 2019, PNBP mencapai Rp 268,16 triliun. Angka tersebut baru 70,89% dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2019. Di mana secara
year on year (yoy) tumbuh 11,59%. Turun dari periode sama tahun 2018 yang tumbuh 24,3%. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan pencapaian realisasi tersebut merupakan kombinasi dari kontribusi pertumbuhan PNBP Lainnya dan peningkatan signifikan Pendapatan Kekayaan Negara Dipisahkan (KND), serta penurunan Penerimaan Sumber Daya Alam (SDA) dan Pendapatan Badan Layanan Umum (BLU).
Baca Juga: Ekonomi domestik kian tertekan, Sri Mulyani berharap stabilitas politik segera pulih Komposisi PNBP masih secara dominan berasal dari Penerimaan SDA dengan proporsi 37,2% dari total PNBP untuk periode bulan Januari-Agustus 2019 dan 44,7% pada periode yang sama di tahun 2018. “Oleh karena itu, pergerakan asumsi dasar ekonomi makro yang mempengaruhi penerimaan SDA, seperti harga komoditas dan capaian
lifting minyak dan gas bumi akan berdampak kepada realisasi PNBP,” kata Sri Mulyani dalam pemaparan APBN Periode September 2019 di kantor Direktorat Jendral Pajak (DJP), Selasa (24/9). Dimana Sampai dengan bulan Agustus 2019, realisasi Penerimaan SDA mencapai 99,83 triliun atau setara 52,33% dari target APBN di tahun 2019.
Baca Juga: Penerimaan pajak lesu, pemerintah waspadai perlambatan ekonomi yang makin nyata Namun, realisasi tersebut turun 7,08% dari realisasi pada periode yang sama tahun 2018 yang mencapai Rp107,43 triliun. “Penurunan ini disebabkan oleh antara lain turunnya harga komoditas,” ungkap Sri Mulyani. Menkeu menjelaskan rata-rata harga ICP yang membentuk realisasi PNBP periode bulan Januari-Agustus 2019 adalah realisasi rata-rata ICP periode Desember 2018-Juli 2019 yang mencapai US$ 61,87 per barel atau turun 7,3% dari periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai US$ 66,36 per barel. Sementara itu,
lifting harian minyak rata-rata periode Desember 2018-Juli 2019 sebesar 758,6 mbopd turun 3,6% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 785,7 mbopd.
Baca Juga: Penerimaan perpajakan tumbuh melambat tergerus sentimen global Sedangkan
lifting harian Gas Bumi pada periode sama sebesar 1.070 MBOEPD lebih rendah 7,4% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 1.155 MBOEPD. Pelemahan rata-rata ICP dan penurunan capaian
lifting migas tersebut tercermin dalam realisasi Penerimaan SDA Minyak dan Gas Bumi (Migas) yang berjumlah Rp 78,36 triliun pada periode bulan Januari-Agustus 2019 atau 49,05% dari target APBN tahun 2019. Realisasi ini turun 7,1% dari realisasi periode yang sama di tahun 2019 yang mencapai Rp 83,82 triliun yang merupakan 104,32% dari target APBN tahun 2018. Namun demikian, Sri Mulyani bilang realisasi penerimaan SDA Gas Bumi sudah dapat terealisasi pada bulan Agustus 2019 sejumlah Rp17,25 triliun. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .