Realisasi penerimaan negara masih jauh dari target



JAKARTA. Realisasi penerimaan negara hingga akhir Oktober 2013 rupanya masih jauh dari target.

Berdasarkan data dari direktorat jenderal anggaran kementerian keuangan, realisasi penerimaan hingga tanggal 23 Oktober baru mencapai 71,2% atau sebesar Rp 1.069,8 triliun.

Padahal, target yang ditetapkan pemerintah dalam anggaran pendapatan dan belanja negara perubahan (APBN-P) tahun 2013 mencapai Rp 1.502 triliun. Sementara itu untuk rincian penerimaan negara tahun 2013, berasal dari  penerimaan perpajakan sebesar Rp 316 triliun atau baru 71,1% dari target, sementara penerimaan negara bukan pajak sebesar Rp 252,3 triliun, atau 72,3%.


Dibandingkan tahun 2012 lalu dalam periode yang sama realisasi pendapatan negara tahun ini sedikit lebih rendah.

Pada 23 Oktober tahun 2012 lalu, nilai pendapatan negara sudah mencapai 71,9% dari target yang ditetapkan pada tahun tersebut. Sementara itu, di sisi belanja, penyerapan anggaran pemerintah juga terlihat masih sangat minim. Apalagi jika melihat, pencapaian ini sudah mendekati akhir tahun.

Menurut Plt Direktur Jenderal anggaran Kemenkeu Askolani, untuk realisasi belanja hingga akhir Oktober baru mencapai Rp 1.166,2 triliun atau sekitar 67,6% dari target tahun ini sebesar Rp 1.726,2 triliun.

Sebagian belanja negara itu, di antaranya telah digunakan untuk keperluan belanja Kementerian/Lembaga (K/L) sebesar Rp 56,6 triliun dan belanja non K/L sebesar Rp 71,6 triliun.

Sementara untuk realisasi dana transfer ke daerah sudah mencapai Rp 402,7 triliun atau 76,1% dari APBN-P 2013. Dengan realisasi pendapatan dan belanja sebesar itu, maka realisasi defisit anggaran mencapai Rp 96,4 triliun atau mencapai 1,02% terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB).

Sementara dalam APBN-P, target defisit yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp 224,2 triliun atau 2,38% terhadap PDB.

Nah, jika dibandingkan dengan target defisit yang ditetapkan realisasi pada Oktober ini baru mencapai 43%. "Kita harapkan penyerapan anggaran tahun ini bisa sesuai target, meskipun tidak akan 100%," ujar Askolani. Terkait minimnya realisasi belanja negara hingga bulan ke 10 tahun 2013 ini, ekonom Bank International Indonesia, Juniman menilai hal ini merupakan penyakit lama yang tak kunjung bisa diselesaikan oleh pemerintah setiap tahunnya.

Padahal, belanja pemerintah ini penting bagi mendorong perekonomian nasional, terutama anggaran belanja yang digunakan untuk pembangunan infrastruktur. Sementara untuk minimnya pendapatan negara, Juniman melihat ini ada hubungannya dengan kondisi perekonomian global yang mengalami perlambatan. Sehingga, pendapatan negara dari bea masuk, maupun pendapatan pajak mengalami hambatan.

Padahal, target penerimaan pajak setiap tahunnya selalu naik. Bahkan, target penerimaan pajak tahun 2013 saja jauh lebih tinggi dari tahun 2012. Ke depan, Juniman berharap target penerimaan negara dari pajak yang selalu bertambah, bisa didukung dengan penggunaan anggaran yang lebih efektif, dan tepat sasaran. Supaya permasalahan yang terjadi setiap tahunnya, tidak kembali terjadi di tahun mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dikky Setiawan