Realisasi penggunaan energi surya di Bali masih rendah dari potensinya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Provinsi Bali tercatat memiliki potensi Energi Baru Terbarukan (EBT) yang melimpah. Jika didorong, maka pengembangan EBT di Bali diharapkan mampu mengejar target bauran EBT nasional 23% pada 2025.

Direktur Eksekutif Institute For Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa mengungkapkan potensi EBT Provinsi Bali jika merujuk pada Rencana Umum Energi Daerah (RUED) maka potensi energi surya mencapai 1.200 MW dan energi angin hingga 1.000 MW.

"Realisasi penggunaan energi surya di Bali masih rendah dari potensinya. Ini jadi tantangan baru bagaimana bisa realisasikan dengan dorong manfaatkan jadi energi listrik dan jadikan Bali sebagai provinsi EBT," kata Fabby dalam diskusi virtual, Rabu (9/6).


Baca Juga: Banyak kendala, realisasi investasi sektor minerba baru capai 23,36% dari target

Fabby menambahkan, pengembangan PLTS paling mungkin dilakukan pasalnya pengembangan PLTS dinilai paling fleksibel sebab bisa diinstalasi dimana saja baik di tanah, danau, waduk atau di atap rumah. Selain itu, penambahan kapasitas pada PLTS dapat dilakukan dengan mudah. Penggunaan PLTS juga dapat diakses dan digunakan oleh semua pihak termasuk masyarakat umum.

Sementara itu, Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Chrisnawan Aditya mengungkapkan pemanfaatan PLTS di Bali masuk dalam 10 Besar Provinsi Pengguna PLTS kendati realisasinya masih rendah ketimbang potensi yang ada.

"Di Bali penggunaan PLTS atap sampai Maret adalah 1,07 MW dan masuk 10 besar, potensinya masih luas," kata Chrisnawan.

Adapun, secara nasional Kementerian ESDM mencatat pengguna PLTS Atap mencapai 3.472 pelanggan dengan total kapasitas mencapai 26,51 MW.

Selanjutnya: Kementerian ESDM targetkan peningkatan porsi pembangkit energi baru terbarukan (EBT)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .