DOHA. OPEC, supplier sekitar 40% dari kebutuhan minyak dunia, butuh untuk melihat pelaksanaan 100% pemangkasan produksi minyak mentah seperti yang telah disepakati, sebelum duduk bersama dan membicarakan pengurangan produksi lebih lanjut. "Kita tidak bisa membicarakan pemangkasan lebih lanjut hingga kita melihat pelaksanaan hingga 100%," kata Menteri Perminyakan Qatar, Abdullah bin Hamad al- Attiyah. Menurutnya, langkah pertama yang harus dilakukan adalah melihat pelaksanaan secara utuh. OPEC berencana untuk mengevaluasi pengurangan produksi minyak mentah pada pertemuan 15 Maret nanti di Vienna. Tujuannya jelas, untuk melihat apakah keputusan Desember untuk menciutkan produksi minyak telah sesuai dan menghitung kembali bagaimana permintaan minyak mentah ke depannya. Arab Saudi ingin agar OPEC melaksanakan pengurangan produksi semaksimal mungkin dan menentang adanya pemotongan produksi lebih lanjut. Untuk catatan saja, untuk merespons resesi yang berkepanjangan dalam enam dekade di AS, Jepang dan Eropa, OPEC setuju untuk mengurangi produksi minyaknya di bulan September sebesar 500.000 barel per hari. Selanjutnya, organisasi ini menambah pemangkasan kembali sebesar 1,5 juta barel per hari, kemudian pembabatannya lebih besar lagi hingga 2,2 juta barel per hari. Sesudahnya, pengurangan itu akan berjumlah total 4,2 juta barel per hari. "Permasalahannya adalah permintaan terhadap minyak yang terus menyusut. Mengapa kita harus terus memproduksi minyak jika tak ada yang membelinya?" kata al-Attiyah. Nah, anggota OPEC butuh untuk mengurangi suplai kembali sebesar 800.000 barel per hari untuk menggenapi pemangkasan selama tiga kali berturu-turut sejak September lalu. Hal ini ditegaskan oleh Sekjen OPEC, Abdalla el-Badri. Hingga saat ini, realisasi pelaksanaan pengurangan produksi minyak baru mencapai 80%-nya. Sebanyak 11 anggota OPEC memproduksi sebanyak 25,39 juta barel per hari di bulan Februari. Mereka memasang target produksi sebanyak 24,845 juta barel per hari.
Realisasi Pengurangan Produksi Minyak Baru 80%
DOHA. OPEC, supplier sekitar 40% dari kebutuhan minyak dunia, butuh untuk melihat pelaksanaan 100% pemangkasan produksi minyak mentah seperti yang telah disepakati, sebelum duduk bersama dan membicarakan pengurangan produksi lebih lanjut. "Kita tidak bisa membicarakan pemangkasan lebih lanjut hingga kita melihat pelaksanaan hingga 100%," kata Menteri Perminyakan Qatar, Abdullah bin Hamad al- Attiyah. Menurutnya, langkah pertama yang harus dilakukan adalah melihat pelaksanaan secara utuh. OPEC berencana untuk mengevaluasi pengurangan produksi minyak mentah pada pertemuan 15 Maret nanti di Vienna. Tujuannya jelas, untuk melihat apakah keputusan Desember untuk menciutkan produksi minyak telah sesuai dan menghitung kembali bagaimana permintaan minyak mentah ke depannya. Arab Saudi ingin agar OPEC melaksanakan pengurangan produksi semaksimal mungkin dan menentang adanya pemotongan produksi lebih lanjut. Untuk catatan saja, untuk merespons resesi yang berkepanjangan dalam enam dekade di AS, Jepang dan Eropa, OPEC setuju untuk mengurangi produksi minyaknya di bulan September sebesar 500.000 barel per hari. Selanjutnya, organisasi ini menambah pemangkasan kembali sebesar 1,5 juta barel per hari, kemudian pembabatannya lebih besar lagi hingga 2,2 juta barel per hari. Sesudahnya, pengurangan itu akan berjumlah total 4,2 juta barel per hari. "Permasalahannya adalah permintaan terhadap minyak yang terus menyusut. Mengapa kita harus terus memproduksi minyak jika tak ada yang membelinya?" kata al-Attiyah. Nah, anggota OPEC butuh untuk mengurangi suplai kembali sebesar 800.000 barel per hari untuk menggenapi pemangkasan selama tiga kali berturu-turut sejak September lalu. Hal ini ditegaskan oleh Sekjen OPEC, Abdalla el-Badri. Hingga saat ini, realisasi pelaksanaan pengurangan produksi minyak baru mencapai 80%-nya. Sebanyak 11 anggota OPEC memproduksi sebanyak 25,39 juta barel per hari di bulan Februari. Mereka memasang target produksi sebanyak 24,845 juta barel per hari.