KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menjelang berakhirnya 2023, realisasi program subsidi penjualan sepeda motor listrik tampak jauh panggang dari api. Padahal, pemerintah sudah memperluas cakupan penerima subsidi tersebut. Mengutip data di situs Sisapira pada Senin (16/10) pukul 17.00 WIB, terdapat 4.853 unit motor listrik yang sedang dalam proses pendaftaran program subsidi. Berikutnya, terdapat 1.086 unit yang sudah terverifikasi dan 903 unit yang sudah disalurkan ke konsumen penerima subsidi. Sisa kuota motor listrik bersubsidi saat ini berjumlah 193.158 unit. Angka ini masih jauh dari target penjualan motor listrik yang dicanangkan pemerintah sebanyak 200.000 unit pada 2023.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) sebenarnya telah melonggarkan syarat penerima subsidi penjualan motor listrik Rp 7 juta per unit. Lewat Peraturan Menteri (Permen) Perindustrian No. 21 Tahun 2023, subsidi motor listrik bisa dinikmati oleh seluruh masyarakat hanya dengan bermodal NIK KTP. Dalam hal ini, satu NIK KTP dapat membeli maksimal satu unit motor listrik bersubsidi.
Baca Juga: Pemerintah Terus Gencar Konversi Motor Listrik, Kini Instansi Dapat Subsidi Ketua Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik Indonesia (Aismoli) Budi Setiyadi tidak menjawab secara lugas perihal apakah target penjualan motor listrik bersubsidi pada tahun ini bisa tercapai atau tidak. Walau begitu, dia menilai, sejak cakupan penerima subsidi diperluas, jumlah pendaftar program subsidi motor listrik bertambah cukup signifikan. "Ini menandakan minat masyarakat untuk memiliki motor listrik meningkat," katanya, Senin (16/10). Aismoli mengklaim, para agen pemegang merek (APM) motor listrik sudah memiliki kapasitas produksi yang mumpuni untuk memenuhi target penjualan produk tersebut pada 2023. Sejauh ini, ada 15 APM yang menyalurkan motor listrik bersubsidi. Menurut Aismoli, masalah yang masih mengganjal sekarang adalah jumlah dealer motor listrik yang terbatas dan belum tersebar merata di Indonesia. Mayoritas dealer motor listrik yang ikut program subsidi penjualan masih terkonsentrasi di Pulau Jawa, terutama di Jabodetabek. Bahkan, masih ada beberapa kota besar di Pulau Jawa yang minim ditemukan dealer motor listrik. Kalaupun ada, hanya satu atau dua merek motor listrik saja yang eksis di kota tersebut. "Padahal, dealer itu ujung tombak pemasaran dan distribusi motor listrik ke konsumen akhir," ujar Budi. Oleh karena itu, Aismoli terus mendorong para APM motor listrik untuk terus berinovasi dalam memasarkan produknya sekaligus berekspansi menambah dealer baru di berbagai kota Tanah Air.
Baca Juga: VKTR Teknologi Mobilitas dan Kuantum Akselerasi Dirikan Perusahaan Patungan Di sisi lain, Aismoli juga berharap target penjualan motor listrik bersubsidi pada 2024 tetap berada di level 600.000 unit sesuai dengan proyeksi dari pemerintah.
Sementara itu, PT Hartono Istana Teknologi (Polytron) telah mendaftarkan 1.774 unit motor listrik bersubsidi sampai saat ini. Minat konsumen terhadap program subsidi cukup tinggi, sehingga mereka harus inden minimal satu bulan untuk mendapat unit kendaraannya. "Target penjualan kami pada tahun ini masih 6.000 unit," imbuh Direktur Komersial Polytron Tekno Wibowo, hari ini. Namun demikian, Polytron mengaku masih menghadapi kendala berupa lamanya proses verifikasi penyaluran motor listrik bersubsidi yang memakan waktu sekitar 45-60 hari, sehingga memberatkan posisi arus kas para dealer. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari