Realisasi proyek baru MTLA dan SMRA molor



JAKARTA. Dampak aturan loan to value (LTV) yang anyar dan kenaikan suku bunga acuan mulai dirasakan emiten properti. Salah satunya adalah PT Metropolitan Land Tbk (MTLA). Emiten ini pengaku proyek pembangunan hotel mundur sampai tahun depam.

Sekretaris Perusahaan MTLA Olivia Surodjo bilang, harus kembali mengatur belanja modal tahun ini. Awalnya, pembangunan proyek hotel yang berlokasi di Jakarta, Lampung dan Palembang akan dilaksanakan di kuartal III tahun ini. Namun, akhirnya mundur di akhir tahun ini atau tahun depan. "Aturan LTV mempengaruhi kas perusahaan," ujar dia. 

Belanja modal MTLA tahun ini Rp 850 miliar tetapi hingga kini yang terserap Rp 510 miliar. Sementara total investasi untuk tiga proyek hotel Rp 200 miliar.


Meski demikian, Olivia mengaku, hasil pra penjualan alias marketing sales dan kinerja keuangan MTLA di kuartal III masih sesuai prediksi. Saat ini, total marketing sales MTLA mencapai Rp 539 miliar, atau sekitar 64,24% dari target marketing sales tahun ini Rp 839 miliar. Kontribusi terbesar masih dari sektor landed residential yang menyumbang 83,67% terhadap total marketing sales.

Satu lagi emiten yang harus menunda proyek adalah PT Summarecon Agung Tbk (SMRA). Johanes Mardjuki, Direktur Utama SMRA mengatakan, peluncuran proyek perumahan di Kelapa Gading mundur hingga 2014. "Seharusnya diluncurkan di kuartal III ini, namun terhambat perizinan Pemda," jelas dia.

Johanes mengaku, peminat dari proyek barunya ini terbilang sepi. "Dulu setiap kita launching proyek baru, over sales bisa mencapai 5 - 6 kali. Namun, kemarin saat meluncurkan perumahan baru di Gading Serpong hanya over sales sekitar 1,5 kali," papar dia.

Karena itu, SMRA berhati-hati menaikkan harga jual properti. Target harga rumah Rp 1 miliar-Rp 2 miliar per unit. "Kita akan sesuaikan dari ukuran dan harga, agar tetap menarik di pasar," ucap Johanes.

Sepanjang kuartal III tahun ini, total marketing sales SMRA Rp 3,2 triliun, sekitar 71% dari target marketing sales Rp 4,5 triliun. SMRA juga akan membangun proyek properti di Bandung 2015.

Senin (28/10), harga MTLA turun 4,26% di Rp 450 dan SMRA naik 1,82% di Rp 1.120.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana