JAKARTA. Meskipun pemerintah berencana menggenjot rencana pinjaman luar negeri (LN) untuk proyek pembangunan nasional, namun rupanya realisasi perjanjian pinjaman atawa loan agreement hingga saat ini masih mini. Berdasarkan realisasi daftar rencana prioritas pinjaman luar Negeri (DRPPLN) alias Green Book 2015, dari rencana total pinjaman senilai US$ 3,9 miliar untuk pembiayaan 25 proyek, baru empat proyek saja dengan nilai US$ 1,65 miliar yang telah tuntas penandatangan perjanjiannya. Tuti Riyati, Direktur Perencanaan dan Pengembangan Pendanaan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) mengatakan, beberapa proyek yang telah tuntas pelaksanaan loan agreement-nya yaitu proyek jalan tol Balikpapan-Samarinda senilai US$ 65 juta dan proyek pembangunan jalan Solo-Kertosono senilai US$ 200 juta. Kedua proyek tersebut akan dibiayai oleh Export Import Bank China.
Realisasi utang luar negeri untuk proyek minim
JAKARTA. Meskipun pemerintah berencana menggenjot rencana pinjaman luar negeri (LN) untuk proyek pembangunan nasional, namun rupanya realisasi perjanjian pinjaman atawa loan agreement hingga saat ini masih mini. Berdasarkan realisasi daftar rencana prioritas pinjaman luar Negeri (DRPPLN) alias Green Book 2015, dari rencana total pinjaman senilai US$ 3,9 miliar untuk pembiayaan 25 proyek, baru empat proyek saja dengan nilai US$ 1,65 miliar yang telah tuntas penandatangan perjanjiannya. Tuti Riyati, Direktur Perencanaan dan Pengembangan Pendanaan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) mengatakan, beberapa proyek yang telah tuntas pelaksanaan loan agreement-nya yaitu proyek jalan tol Balikpapan-Samarinda senilai US$ 65 juta dan proyek pembangunan jalan Solo-Kertosono senilai US$ 200 juta. Kedua proyek tersebut akan dibiayai oleh Export Import Bank China.