JAKARTA. Pemerintah agresif menarik utang di semester I-2015. Alasannya, untuk mengantisipasi potensi melambungnya suku bunga di semester II-2015 menyusul rencana kenaikan suku bunga di Amerika Serikat. Sampai dengan 18 Juni saja, realisasi utang telah mencapai Rp 268 triliun atau hampir 60% dari target bruto. "Memang kita rencananya melakukan strategi front loading relatif agresif dari sebelumnya. Ini dalam rangka mengantisipasi proyeksi kenaikan Fed Fund Rate di semester II-2015," kata Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko Loto Srinaita Ginting di Jakarta, Minggu (21/6/2015). Menurut Loto, sampai dengan 18 Juni 2015, pemerintah telah menarik utang melalui penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) senilai Rp 267,59 triliun atau 59,18% dari target bruto. Ini jauh lebih besar daripada dua tahun sebelumnya, yakni 44% pada semester I-2013 dan 57,88% pada semester I-2014.
Realisasi utang pemerintah Rp 268 triliun
JAKARTA. Pemerintah agresif menarik utang di semester I-2015. Alasannya, untuk mengantisipasi potensi melambungnya suku bunga di semester II-2015 menyusul rencana kenaikan suku bunga di Amerika Serikat. Sampai dengan 18 Juni saja, realisasi utang telah mencapai Rp 268 triliun atau hampir 60% dari target bruto. "Memang kita rencananya melakukan strategi front loading relatif agresif dari sebelumnya. Ini dalam rangka mengantisipasi proyeksi kenaikan Fed Fund Rate di semester II-2015," kata Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko Loto Srinaita Ginting di Jakarta, Minggu (21/6/2015). Menurut Loto, sampai dengan 18 Juni 2015, pemerintah telah menarik utang melalui penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) senilai Rp 267,59 triliun atau 59,18% dari target bruto. Ini jauh lebih besar daripada dua tahun sebelumnya, yakni 44% pada semester I-2013 dan 57,88% pada semester I-2014.