Realisasi Wakaf Masih Rendah, Begini Upaya Pemerintah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Wakaf Indonesia (BWI) berupaya untuk mengkampanyekan wakaf menjadi kebiasaan masyarakat mengingat potensi besar wakaf untuk mewujudkan keadilan sosial. 

"Wakaf tidak cukup hanya didiskusikan panjang lebar tapi tidak pernah berwakaf. Oleh karena itu, harus dilakoni sebagai lifestyle," ujar Ketua BWI, Muhammad Nuh dalam Acara Gebyar Wakaf Ramadhan, Rabu (27/3). 

Imam Hartono, Kepala Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia (BI) menyebut Indonesia memiliki potensi wakaf yang tinggi.


Baca Juga: BWI Dorong Wakaf Masuk Dalam Aturan Resmi Pemerintah

Menurut catatan BWI, tanah senilai Rp 2 triliun termasuk ke dalam wakaf dan potensi wakaf uang dapat mencapai Rp 180 triliun pertahun.

Namun Imam memaparkan realisasi wakaf masih tergolong rendah yakni hanya 57.3 ribu hektar tanah wakaf dan Rp 2,23 triliun wakaf uang yang dilaporkan oleh Lembaga Keuangan Syariah Penerima Wakaf Uang (LKS PWU) pada tahun 2023. 

Pemanfaatan terbesar wakaf diperuntukan dalam bentuk mushola, madrasah, dan makam.

"Sementara banyak alternatif lain yang dapat dilakukan terdapat aset wakaf agar dapat produktif sehingga berdampak terhadap multiplayer ekonomi yang lebih tinggi," terang Imam, Rabu (27/3). 

Menurut Imam, terbuka peluang dalam menginterpretasikan keuangan sosial syariah dengan keuangan komersil. Sistem blended financing dapat diterapkan untuk memelihara aset wakaf sekaligus memberikan kesejahteraan terhadap masyarakat luas. 

Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas menyatakan Kementerian Agama telah melakukan kerjasama dengan Kemeterian Agraria dan Tata Ruang sejak tahun 2022 untuk melakukan percepatan sertifikasi tanah wakaf. 

"Jadi sekarang sudah ada sekitar 400.000, itu tanah wakaf sudah tersertifikasi," terang Yaqut, Rabu (27/3). Menurutnya hal tersebut merupakan bagian dari ikhtiar pemerintah untuk mengentaskan masalah-masalah sosial di Indonesia melalui wakaf. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto