Rebalancing Indeks MSCI, TPIA Masuk Gantikan TOWR dan SMGR



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Morgan Stanley Capital International (MSCI) Indonesia mengumumkan rebalancing indeks MSCI Global Standard Index dan MSCI Small Cap Index. Perubahan ini akan berlaku per penutupan 31 Mei 2024, dengan tanggal efektif per 1 Juni 2024. 

Dalam rebalancing kali ini PT. Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) masuk ke dalam daftar MSCI Global Standard Index. Sementara PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) dan emiten semen PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) harus tergeser dari indeks tersebut dan masuk ke MSCI Small Cap Index.`

Selain itu PT Gudang Garam Tbk (GGRM), PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA), dan PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Compa Tbk (ULTJ) juga masuk dalam jajaran MSCI Small Cap Index. Sementara PT Astra Otoparts Tbk (AUTO), Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk (BIPI), PT Bank KB Bukopin Tbk (BBKP), dan PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) keluar dari indeks tersebut. 


Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas mengatakan hasil rombakan MSCI ini merupakan hal yang wajar terjadi secara berkala. Menurutnya hal ini mencerminkan dinamika pasar modal dan perubahan kinerja perusahaan yang terdaftar. 

Baca Juga: IHSG Melonjak ke 7.179 Rabu (15/5), TPIA, TLKM, AMMN Paling Banyak Diburu Asing

Sukarno mengungkapkan masuknya TPIA ke dalam Global Standard Index kemungkinan didorong oleh peningkatan kapitalisasi pasar yang signifikan dan likuiditas saham yang tinggi.

"Sedangkan Keluarnya TOWR dan SMGR dari Global Standard Index bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti penurunan kapitalisasi pasar karena saham yg sedang downtrend," kata Sukarno kepada Kontan.co.id, Rabu (15/5).

Melihat rebalancing MSCI tersebut, Sukarno mengatakan prospek jangka pendek saham yang masuk indeks MSCI akan positif. Hal itu menurutnya sudah direspons oleh pelaku pasar karena sudah terlihat kenaikan saham secara signifikan. 

"Tapi tidak menutup kemungkinan juga dalam waktu dekat setelah penguatan signifikan akan ada aksi profit taking terlebih dahulu," ujarnya. 

Baca Juga: IHSG Naik 1,36% ke 7.179 Rabu (15/5), BRIS, BRPT, AMMN Top Gainers LQ45

Begitu juga dengan Pengamat Pasar Modal dari Universitas Indonesia Budi Frensidy yang mengatakan TPIA memang layak untuk masuk dalam MSCI Global Standard Index. Menurutnya hal itu karena market cap TPIA sudah berada di angka Rp 789,42 triliun.

"Dibandingkan TOWR dan SMGR yang market capnya di kisaran Rp 38 triliun dan Rp 28 triliun, ini juga yang membuat dua emiten itu masuk small cap," jelas Budi.

Budi juga mengatakan prospek emiten yang masuk dalam jajaran MSCI ini akan positif namun untuk Waktu yang singkat. Begitu juga dengan hargam saham emiten-emiten tersebut, menurut Budi akan ada kenaikan namun tidak terlalu signifikan.

Hal serupa juga diungkapkan Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Muhammad Nafan Aji Gusta. Menurutnya masuknya TPIA dalam MSCI Global Standard Index merupakan hal yang wajar karena market capnya yang terus mengalami peningkatan.

Baca Juga: Begini Dampak Sentimen Geopolitik Timur Tengah Terhadap Saham Berfundamental Bagus

Selain itu Nafan mengatakan, sejumlah aksi korporasi dari TPIA ini juga sedang terus dicermati oleh para investor. Menurutnya hal itu juga merupakan komitmen dari TPIA untuk menjaga kepercayaan para investor. 

"Di luar peran Prajogo Pangestu ya, aksi korporasi TPIA ini memang terus dicermati dan itu  sebagai bentuk untuk meningkatkan kepercayaan investor," ucapnya.

Dengan begitu, Nafan merekomendasikan untuk hold pada saham PT. Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) dengan target Harga Rp 8.375 dan hold saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM) dengan target Harga Rp 19.525. 

Sementara Sukarno merekomendasikan untuk trading buy pada saham PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) dengan target Harga Rp 3.400, trading buy pada PT Gudang Garam Tbk (GGRM) dengan target Harga Rp Rp 19.500 dan trading buy PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Compa Tbk (ULTJ) dengan target Harga Rp 2.100. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati