KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bangkit dari rekor level terendah pada sesi sebelumnya. Mengutip RTI pukul 09.09 WIB, Selasa (24/3), indeks melompat 1,66% ke level 4.056,853. Tercatat 118 saham naik, 89 saham turun, dan 75 saham stagnan. Total volume perdagangan 647 juta saham dengan nilai transaksi capai Rp 1,1 triliun. Tujuh dari 10 indeks sektoral menopang laju IHSG. Sektor keuangan memimpin penguatan 3,39%. Sementara, sektor industri dasar paling dalam penurunannya 1,46%.
Baca Juga: Bagaimana nasib IHSG hari ini? Berikut sentimen yang pengaruhi perdagangan Sayangnya, laju IHSG sedikit tertahan aksi ambil untung investor asing. Pagi ini, net sell asing capai Rp 168,685 miliar. Faktor ketidakjelasan soal paket stimulus yang dirundingkan oleh Kongres Amerika Serikat (AS) untuk mengurangi dampak ekonomi pandemi Covid-19 menjadi faktor pemberat Dow Jones (DJIA) kembali turun tajam sebesar3,04%. “Ini berpotensi mendorong turun kembali IHSG dalam perdagangan Selasa ini di tengah terus bertambahnya jumlah korban tewas secara global akibat Covid-19 mencapai 16,496 orang dan yang terjangkiti mencapai 378,741 orang per 23 Maret,” ujar analis MNC Sekuritas Edwin Sebayang. Asal tahu, penyebaran Covid-19 yang paling cepat dan mengerikan terjadi di Italy yang telah menjangkiti sekitar 63,927 orang dan telah menewaskan 6,077 orang (sehari korban tewas naik +601 orang) dan di AS sendiri sudah menjangkiti 43,718 orang dengan jumlah yang tewas 546 orang, sementara di Indonesia sudah menjangkiti 579 orang dengan jumlah yang tewas 49 orang.
Baca Juga: Waspada, Krisis Ekonomi Sudah di Depan Mata Di sisi lain, naiknya sebagian indeks Bursa Asia dan Dow Futures sebesar +295 poin (+1,60%) pagi ini berpotensi menahan kejatuhan IHSG atau bahkan bukan mustahil membalikan arah IHSG berada di daerah hijau alias menguat terbatas. “Mengetahui IHSG berpeluang melemah terbatas, di tengah secara valuasi banyak saham menjadi sudah semakin sangat attractive, kami merekomendasikan sangat selektif jika investor ingin melakukan Buy on Weakness maka dapat fokus atas saham super defensive dari Sektor Farmasi, Bank, Konsumer, FMCG, Telko, Logam Emas dan Batubara,” ujarnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto