Rebound teknikal warnai pergerakan minyak WTI



JAKARTA. Pergerakan harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) yang sudah tembus ke bawah US$ 45 per barel untuk sesaat memicu aksi bargain hunting dan berhasil membawa harga rebound terbatas.

Mengutip Bloomberg, Jumat (16/6) pukul 14.48 WIB harga minyak WTI kontrak pengiriman Juli 2017 di New York Mercantile Exchange melambung 0,56% ke level US$ 44,71 per barel dibanding hari sebelumnya. Sedangkan dalam sepekan terakhir harga sudah melorot 2,44%.

Nanang Wahyudin, Research and Analyst PT Finex Berjangka menjelaskan penurunan harga minyak WTI yang sudah mendekati area US$ 43 per barel hari sebelumnya jadi pemicu pergerakan teknikal di akhir pekan. Wajar pelaku pasar melakukan aksi bargain hunting untuk memanfaatkan penurunan tajam yang terjadi demi mendulang keuntungan. Apalagi di saat yang bersamaan hingga pukul 15.05 WIB indeks USD tercatat melambat 0,09% ke level 97,34 dibanding hari sebelumnya.


“Sehingga memang ada ruang penyesuaian posisi tapi sifatnya hanya sementara dan sangat terbatas malah masih sulit balik ke atas US$ 45 per barel,” tutur Nanang. Menyusul buruknya beberapa data ekonomi yang rilis mulai dari inflasi yang melambat, penjualan ritel, indeks manufaktur Philadelphia, harga barang impor, hingga produksi industri AS Mei 2017 yang menurun.

Lemahnya posisi USD pasca penguatan imbas dari kenaikan suku bunga 25 bps dan proyeksi kenaikan satu kali lagi hingga akhir tahun memang menguntungkan bagi harga komoditas termasuk minyak WTI. Selain juga kenaikan terbantu oleh laporan pasokan mingguan AS yang dirilis Energy Information Administration (EIA) mengalami penurunan sebesar 1,7 juta barel dari minggu sebelumnya yang sempat naik 3,3 juta barel.

“Untuk sementara katalis-katalis ini cukup menopang pergerakan harga minyak mentah. Begitu juga setidaknya hingga pekan depan,” tebak Nanang. Ia memperkirakan pelemahan USD masih bisa berlanjut. Berkaca dari minimnya data ekonomi AS yang signifikan dan bisa member ruang pergerakan bagi harga komoditas.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia