KONTAN.CO.ID - Hari ini, Reckitt Indonesia dan Health Innovation and Investment Exchange (HIEx) secara resmi meluncurkan Program Fight for Access Accelerator di Indonesia. Sebagai pioneer di bidangnya, program akselerator ini bertujuan untuk menjadi katalis inovasi kewirausahaan sosial untuk meningkatkan kualitas kesehatan di Indonesia. Untuk merealisasikan program ini, Reckitt dan HIEx bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan mitra pengembangan lainnya guna menyelesaikan masalah dan tantangan unik di kawasan Asia Tenggara. “Indonesia berada dalam jalur yang tepat untuk menjadi digital powerhouse di kawasan. Generasi yang melek teknologi terus berinovasi dan mendobrak batasan dalam pemanfaatan teknologi, termasuk di bidang kesehatan. Meskipun dalam krisis, kita melihat ketahanan ekonomi karena Indonesia adalah negara pengusaha – Indonesia memiliki jumlah UMKM yang besar yang setengahnya dipimpin oleh perempuan.
Maka dari itu, mengapa kita tidak memanfaatkan kemampuan digital dan semangat wirausaha untuk menyelesaikan sejumlah masalah krusial dalam sektor kesehatan di Indonesia? Bagaimana teknologi dapat membantu kita untuk memberikan layanan kesehatan di seluruh penjuru negeri? Bagaimana kita bisa menyelesaikan permasalahan seperti stunting dan sanitasi atau meningkatnya jumlah penderita diabetes dengan inovasi dan kewirausahaan? Fight for Access Accelerator adalah upaya kita mengidentifikasi dan mendukung pegiat startup untuk menciptakan solusi inovatif dengan berbagai pemain di ekosistem kesehatan,” kata Pradeep Kakkattil, CEO HIEx, Melalui Fight for Access Accelerator, Reckitt dan HIEx menjadikan Sustainable Development Goal (SDG) yaitu memastikan kehidupan sehat dan mewujudkan kesejahteraan hidup untuk seluruh kelompok usia, sebagai fokus utamanya. Hal ini sangat relevan, karena 1 dari 5 orang Indonesia masih kesulitan untuk mengakses layanan kesehatan standar dan angka kematian yang tinggi disebabkan oleh penyakit yang bisa dihindari. Mengomentari fokus program ini dalam pemberdayaan perempuan, Srinivasan Appan, Presiden Direktur Reckitt Indonesia mengatakan, “Di Reckitt, kami berjuang untuk menyediakan akses ke kebersihan, kesehatan, dan nutrisi dengan kualitas terbaik untuk semua orang. Dan dalam upaya kami mencapai hal ini, kami dilandaskan oleh tiga pilar keberlanjutan kami: purpose-led brand, planet yang lebih sehat, dan masyarakat yang lebih adil. Kami percaya bahwa ketika kami memberdayakan perempuan, kami memberdayakan seluruh keluarga dan masyarakat luas. Hal inilah yang mendorong kami menempatkan pemberdayaan perempuan sebagai inti dari program ini; untuk memastikan bahwa founders perempuan memiliki tempat di mana mereka didengar dan dihargai. Yang terpenting, mereka juga akan dibantu untuk membawa perubahan yang dunia perlukan.” Program ini dibagi dalam beberapa tahap: Registrasi dan Screening Setelah peluncuran hari ini, Fight for Access Accelerator akan membuka pendaftaran bagi kewirausahaan sosial dalam bidang Kesehatan yang dipimpin oleh perempuan. Panitia akan memilih 20 pendaftar terbaik berdasarkan empat indikator: dampak, skalabilitas operasional, inovasi serta keberlanjutan secara finasial Penjurian 20 pendaftar terpilih akan mempresentasikan bisnisnya serta peta jalan selama satu tahun di hadapan dewan juri. Accelerator Cohort 6 startup yang dipilih oleh dewan juri akan memasuki tahap Accelerator Cohort dengan akses ke bootcamp, mentoring, serta pendanaan yang ditujukkan untuk mengatasi hambatan terhadap pertumbuhan serta mendorong hasil yang positif di sektor kesehatan. Pakar global, termasuk ahli kesehatan dan higienitas Reckitt dari berbagai lini bisnisnya, akan membagikan pengetahuannya mengenai tantangan spesifik yang dihadapi oleh setiap peserta. Tidak hanya itu, setiap pemenang akan mendapatkan investasi ekuitas sebesar USD 25.000 dari Reckitt Fight for Access Fund, setelah melalui due diligence. Showcase Setelah satu tahun, evaluasi dan pengukuran terhadap dampak akan dilakukan untuk menciptakan kesuksesan yang berkelanjutan. Akselerator ini memiliki semangat yang sama dengan agenda transformasi Kementerian Kesehatan yang memprioritaskan peningkatan ekosistem teknologi kesehatan. “Sejalan dengan visi Presiden Joko Widodo untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, produktif, mandiri, dan berkeadilan, Kementerian Kesehatan terus melakukan transformasi pelayanan kesehatan primer dan rujukan yang membantu peningkatan kualitas dan aksesibilitas pelayanan kesehatan. Sejalan dengan perkembangan pesat teknologi kesehatan, kami juga memperkenalkan sandbox regulasi inovasi kesehatan sebagai tempat para inovator untuk memberikan umpan balik yang diperlukan bagi pemerintah dalam merumuskan peraturan tertentu. Sandbox ini juga akan memastikan bahwa setiap solusi tersebut aman dan nyaman digunakan oleh masyarakat.
Kami mengapresiasi Reckitt Indonesia dan HIEx atas peluncuran Fight for Access Accelerator yang turut ambil bagian dalam upaya ini, dan kami tak sabar untuk melihat lebih banyak lagi inovasi yang akan datang,” ujar Dra. Hanna Herawati, M.A, Koordinator Substansi Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan. Program ini terbuka untuk seluruh startup, khususnya yang dipimpin oleh perempuan, dengan mendaftar melalui fightforaccess.org Pada tahun 2022, Fight for Access Accelerator Program diluncurkan di 4 negara: Afrika Selatan, Brazil, Inggris, dan Indonesia. Ini didukung oleh Reckitt Fight for Access Fund yang pertama kali diperkenalkan pada tahun 2020. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti