Recovery aset, BSM siap turunkan NPF di bawah 5%



JAKARTA. Kualitas pembiayaan masih jadi masalah yang perlu dibenahi Bank Syariah Mandiri (BSM). Untuk itu, BSM cukup rajin menggelar program recovery aset untuk terus memperbaiki pembiayaan bermasalah alias non performing financing (NPF). Misalnya saja pada tahun lalu. Unit recovery BSM yang terbentuk pada 2014 sudah berhasil menjalankan fungsinya di sepanjang 2015. Hasilnya, BSM membukukan koleksi right off alias hapus buku sebesar Rp 423 miliar, naik dari tahun sebelumnya Rp 200 miliar. Belum lagi recovery aset yang belum dihapus buku dengan nilai sekitar Rp 900 miliar. "Maka total recovery aset yang sudah kami lakukan di tahun lalu mencapai Rp 1,3 triliun," terang Agus Dwi Handaya, Direktur Keuangan BSM, Senin (15/2). Pelaksanaan recovery aset tahun lalu mengusung tajuk Gerakan Sikar Satu Triliun (Gesit). Program ini dilaksanakan dengan pantauan unit khusus recovery. Tahun ini, BSM juga masih akan melakukan hal serupa. "Kali ini programnya Gerakan Genggam Recovery (Geger). Targetnya adalah Rp 1,25 triliun," imbuh Agus. Pada program tahun ini, Agus berencana melakukan recovery aset dengan right off hingga Rp 600 miliar dan sisanya merupakan pembiayaan bermasalah yang belum dihapus buku. Dengan langkah ini, BSM meyakini level NPF bisa kembali membaik, paling tidak ada di bawah level 5%. Pada akhir 2015, atas pelaksanaan recovery aset, NPF BSM turun hingga 1%. "Jika di 2014 NPF kami 6,8%-7%, tahun 2015 turun jadi sekitar 6%," kata Agus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Hendra Gunawan