Recovery plan, bank bersiap terbitkan obligasi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa bank sistemik menyiapkan rencana aksi (recovery plan) yang segera dimintakan persetujuan ke pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dalam beberapa minggu ke depan.

Recovery plan ini adalah rencana penerbitan surat utang atau obligasi konversi. Aksi ini sejalan dengan peraturan Otoritas Jasa Keuangan POJK No.14/POJK.03/2017. Ini merupakan pedoman pelaksanaan teknis bagi industri keuangan untuk mencegah dampak sistemik apabila terjadi krisis.

Pasal 37 POJK itu berbunyi, pemenuhan kewajiban memiliki instrumen utang atau investasi yang memiliki karakteristik modal dilakukan paling lambat 31 Desember 2018 untuk bank yang ditetapkan sebagai bank sistemik, sebelum peraturan OJK itu berlaku efektif per 7 April 2017.


Haru Koesmahargyo, Direktur Bank Rakyat Indonesia (BRI) mengatakan, BRI akan menerbitkan obligasi konversi Rp 500 miliar untuk memenuhi POJK. "Namun masih harus diputus melalui RUPS," kata Haru, Senin (12/3).

BRI sudah memasukkan penerbitan obligasi dalam rencana bisnisnya. Bank yang terkenal sebagai bank wong cilik ini juga sudah menyampaikan rencana aksi korporasi ini ke OJK. Hexana, Tri Sasongko, SEVP Treasury and Global Service BRI menambahkan, obligasi yang diterbitkan akan bersifat convertible, atau bisa diubah menjadi modal atau ekuitas. "Jumlahnya memang tidak signifikan oleh sebab itu tidak masuk transaksi material," kata Hexana.

Hexana belum dapat merinci lebih lanjut untuk besaran kupon yang ditawarkan. Jumlah obligasi yang dikonversi tidak terlalu besar karena rasio kecukupan modal BRI sudah tinggi yaitu 21,5%. Adanya obligasi konversi ini aset bank tak terlalu berpengaruh. "Karena rasio kecukupan modal kami masih 21%," kata Hexana, Senin (12/3).

Sementara, Iman Nugroho Soeko, Direktur Keuangan dan Treasury BTN mengatakan, Bank Tabungan Negara merencanakan penerbitan obligasi konversi ini sebesar Rp 2 triliun di tahun ini. "Saat ini kami masih berencana untuk mengeluarkan Rp 2 triliun tergantung kondisi," kata Iman, Senin (12/3).

Namun, jika kondisi tidak bagus maka rencana penerbitan obligasi Rp 2 triliun ini akan dilakukan pada tahun depan. Iman bilang kenaikan aset dengan adanya penerbitan obligasi konversi sebesar 1% secara tahunan atau year on year (yoy).

BTN mencatat rasio kecukupan modal masih memadai, yaitu 18,8%. Sebagai gambaran saja, pada tahun 2016 lalu BTN sudah mengeluarkan obligasi subordinasi sebesar Rp 3 triliun.

Adapun PT Bank Mandiri Tbk belum menentukan instrumen surat utang konversi yang akan diterbitkan karena masih akan membawa beberapa opsi kemungkinan ke rapat umum pemegang saham (RUPS) pada tangga 21 Maret 2018 mendatang.

"Kami harus tunggu keputusan RUPS," kata Darmawan Junaidi, Direktur Tresury Bank Mandiri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati