JAKARTA. Jika sebagian pengembang properti mulai menikmati kenaikan pendapatan berulangnya alias recurring income pada tahun lalu, PT Intiland Development Tbk (DILD) justru belum merasa kenaikan recurring income yang cukup signifikan, meski telah mengoperasikan sejumlah hotel bujet tahun ini. Sekretaris Perusahaan DILD, Theresia Rustandi, memperkirakan perseroan masih berusaha untuk meningkatkan recurring incomenya sebesar 30% hingga lima tahun mendatang. Meski tujuh hotel bertarif rendah "Whiz Hotel" telah beroperasi tahun ini, menurutnya, pengoperasian ini masih belum dapat memberi hasil maksimal bagi pendapatan berulang perusahaan. "Hotel belum memberikan apa-apa. Rata-rata baru bisa maksimal sekitar 1-3 tahun," tuturnya beberapa hari lalu. Meski demikian, perseroan berniat untuk membangun sekitar 4 hotel-5 hotel baru di tahun ini. Hotel tersebut akan berlokasi di Bogor, Jakarta, Balipapan, dan Makasar. Nilai investasi yang digelontorkan untuk proyek satu hotel berkisar Rp 50 miliar. Adapun, perseroan berencana membangun sekitar 27 hotel dalam beberapa tahun mendatang.Selain hotel, DILD akan memaksimalkan pendapatan berulang dari penyewaan perkantoran. Ada tiga perkantoran yang sudah memberi kontribusi recurring income untuk DILD, yakni Intiland Jakarta, Graha Pratama, dan perkantoran di Surabaya. Sementara, tahun ini, perseroan juga akan menyelesaikan proyek kawasan terpadu (mixed use) di Jakarta dan Surabaya. Di Jakarta yakni 1 Park Avenue, South Qaurter, Aeropolis. Sedangkan, di Surabaya bernama Praxis. Tahun lalu, recurring income menyumbang sekitar 12% dari total pendapatan DILD yang berjumlah Rp 1,51 triliun. Sementara, tahun ini, ia memperkirakan recurring income hanya tumbuh tipis, di bawah 20%.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Recurring income DILD masih tipis
JAKARTA. Jika sebagian pengembang properti mulai menikmati kenaikan pendapatan berulangnya alias recurring income pada tahun lalu, PT Intiland Development Tbk (DILD) justru belum merasa kenaikan recurring income yang cukup signifikan, meski telah mengoperasikan sejumlah hotel bujet tahun ini. Sekretaris Perusahaan DILD, Theresia Rustandi, memperkirakan perseroan masih berusaha untuk meningkatkan recurring incomenya sebesar 30% hingga lima tahun mendatang. Meski tujuh hotel bertarif rendah "Whiz Hotel" telah beroperasi tahun ini, menurutnya, pengoperasian ini masih belum dapat memberi hasil maksimal bagi pendapatan berulang perusahaan. "Hotel belum memberikan apa-apa. Rata-rata baru bisa maksimal sekitar 1-3 tahun," tuturnya beberapa hari lalu. Meski demikian, perseroan berniat untuk membangun sekitar 4 hotel-5 hotel baru di tahun ini. Hotel tersebut akan berlokasi di Bogor, Jakarta, Balipapan, dan Makasar. Nilai investasi yang digelontorkan untuk proyek satu hotel berkisar Rp 50 miliar. Adapun, perseroan berencana membangun sekitar 27 hotel dalam beberapa tahun mendatang.Selain hotel, DILD akan memaksimalkan pendapatan berulang dari penyewaan perkantoran. Ada tiga perkantoran yang sudah memberi kontribusi recurring income untuk DILD, yakni Intiland Jakarta, Graha Pratama, dan perkantoran di Surabaya. Sementara, tahun ini, perseroan juga akan menyelesaikan proyek kawasan terpadu (mixed use) di Jakarta dan Surabaya. Di Jakarta yakni 1 Park Avenue, South Qaurter, Aeropolis. Sedangkan, di Surabaya bernama Praxis. Tahun lalu, recurring income menyumbang sekitar 12% dari total pendapatan DILD yang berjumlah Rp 1,51 triliun. Sementara, tahun ini, ia memperkirakan recurring income hanya tumbuh tipis, di bawah 20%.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News