Recurring Income Makin Moncer, Intip Rekomendasi Saham Pakuwon Jati (PWON)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) diyakini bisa membukukan kinerja yang positif pada tahun ini. Selain memiliki kinerja yang apik sepanjang kuartal I-2022, peralihan fokus bisnis emiten properti asal Surabaya ke bisnis yang menghasilkan pendapatan berulang atawa recurring income diyakini membuat kinerja Pakuwon cenderung lebih tahan dari goncangan kenaikan suku bunga. 

Analis Investindo Nusantara Sekuritas Pandhu Dewanto mengungkapkan, jika dilihat dari kinerja sepanjang kuartal pertama 2022 lalu, PWON membukukan kinerja yang cukup kuat. Tercatat, PWON membukukan kenaikan pendapatan 17% secara yoy menjadi Rp 1,3 triliun. Lalu, laba bersih juga naik 56% menjadi Rp 370 miliar. 

“Meski belum selevel dengan pencapaian sebelum Covid-19, namun arahnya sudah semakin membaik. Terutama dari segmen mal yang tingkat okupansinya sudah mencapai hampir 90% sehingga bisa dikatakan hampir sepenuhnya pulih ke level sebelum pandemi,” ujar Pandhu kepada Kontan.co.id, Senin (11/7). 


Baca Juga: Ini Saham yang Diproyeksi Masuk dan Keluar pada Indeks LQ45 dan IDX30 di Bulan Depan

Oleh karena itu, Pandhu meyakini PWON bisa mencapai target marketing sales pada tahun ini yang sebesar Rp 1,8 triliun. Menurut dia, proyek superblok di Bekasi akan menjadi salah satu produk andalan perseroan. Apalagi, dengan semakin majunya pembangunan LRT yang akan mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah tersebut.

Namun, dia justru melihat segmen recurring income milik PWON justru prospek yang lebih positif dibandingkan segmen huniannya. Apalagi, tingkat okupansi saat ini juga sudah semakin mendekati level pandemi dan sekarang juga sedang tahap transisi menuju endemi yang semakin mendorong mobilitas masyarakat. 

Di satu sisi, Pandhu juga menyebut arah proyek PWON memang lebih besar ke pembangunan mall dan hotel. Hal tersebut tercermin dari kontribusi recurring income kuartal pertama 2022 yang sudah mencapai 64% dari total pendapatan, dibandingkan kontribusi tahun lalu sekitar 54%. 

Baca Juga: Dibayangi Kenaikan Suku Bunga, Begini Rekomendasi Saham Emiten Properti dari Analis

Dengan lebih fokus pada bisnis mall dan hotel, dia melihat operasional PWON akan cenderung lebih stabil dibandingkan dengan emiten properti lain. 

“Pada akhirnya, PWON juga tidak terlalu terpengaruh dengan siklus ekonomi seperti tingkat suku bunga dan inflasi,” imbuh dia.

Terkait kenaikan suku bunga yang sudah di depan mata, Pandhu menyangsikan hal tersebut tidak akan banyak mempengaruhi kinerja PWON. Hal ini sejalan dengan semakin besarnya kontribusi dari recurring income yang semakin besar. Alhasil, pengaruh kenaikan suku bunga tersebut terhadap kinerja PWON tidak akan seberat emiten properti lain.

Baca Juga: Pakuwon Jati (PWON) Optimistis Meraih Target Marketing Sales Tahun Ini

Dari sisi valuasi, Pandhu menyebut saat ini PWON diperdagangkan pada valuasi PE sekitar 14,7x, berada sedikit di bawah rata-rata PE 5 tahun terakhir di sekitar 16x. Walaupun proyeksi operasional akan membaik, dia melihat kinerja PWON akan mendapat tantangan dari kenaikan suku bunga dan kurs dollar yang lebih tinggi. 

“Oleh karena itu kami cenderung wait and see dulu, dengan target 12 bulan ke depan sekitar Rp 510 per saham,” tutup Pandhu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati