JAKARTA. PT Red Planet Indonesia Tbk sedang sibuk mempersiapkan rencana penerbitan saham baru alias
rights issue atau penerbitan saham baru dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD). Aksi tersebut sudah mendapatkan restu dalam rapat umun pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada Desember 2016 lalu. Kalau proses mulus, target Red Planet Indonesia adalah mendapat pernyataan efektif pendaftaran rights issue dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 2 Februari 2017. Selanjutnya, mereka bisa melangsungkan agenda itu pada pertengahan Februari 2017. Namun, Red Planet Indonesia masih harus bersabar. "Kami masih menunggu
approval OJK," ujar NG Suwito, Presiden Direktur PT Red Planet Indonesia Tbk kepada KONTAN, Rabu (25/1).
Padahal Red Planet Indonesia sudah membayangkan perolehan dana perolehan rights issue sebesar Rp 400 miliar. Perusahaan yang tercatat dengan kode saham PSKT di Bursa Efek Indonesia itu akan menggunakan dana
rights issue untuk membayar utang serta mendanai belanja modal dan belanja kerja. Menurut pengumuman resmi Red Planet Indonesia di BEI 19 Desember 2016 lalu, mereka akan menawarkan sebanyak-banyaknya 4,1 miliar saham baru atau 37,50% dari model disetor setelah terlaksananya penawaran umum terbatas (PUT) II. Dana yang akan Red Planet Indonesia terima sebanyak-banyaknya Rp 410 miliar. Ada empat rencana penggunaan dana PUT II, yakni Rp 142,81 miliar untuk membayar utang sejumlah anak perusahaan Red Planet Indonesia kepada PT Bank CIMB Niaga Tbk. Rencana lain, Rp 141,21 miliar untuk membayar utang Red Planet Indonesia kepada pihak berelasi. Lantas, Red Planet Indonesia akan menggunakan dana Rp 110 miliar untuk mengembangkan proyek baru dan mendanai barang modal. Terakhir, perusahaan itu akan memanfaatkan Rp 11,88 miliar untuk modal kerja. Tambah satu hotel Sembari mengawal proses
rights issue, Red Planet Indonesia merencanakan penambahan satu hotel di Jakarta Utara. Jadwal pembangunan mulai semester II tahun ini. "Rencananya akhir tahun 2018 atau awal tahun 2019 sudah beroperasi," harap Suwito. Dengan dana investasi sekitar Rp 100 miliar, Red Planet Indonesia akan membangun hotel yang berisi 180 kamar. Mereka membidik segmen hotel kelas bawah. Hotel di Jakarta Utara akan menggenapi jumlah hotel Red Planet Indonesia menjadi delapan. Tujuh hotel mereka yang telah beroperasi tersebar di Jakarta, Pekanbaru, Solo, Bekasi, Pelembang, Makassar, dan Surabaya. Dengan rata-rata tingkat kerisian kamar hotel 85%, Red Planet Indonesia yakin bisnis tahun 2017 mendaki. "Tahun ini kami menargetkan pendapatan akan naik 10% hingga 15% dibandingkan akhir tahun lalu," harap Suwito.
Hingga 30 September 2016, biaya inap kamar menjadi kontributor terbesar bagi Red Planet Indonesia. Nilainya Rp 47,24 miliar atau 89,79% terhadap total pendapatan. Sisanya adalah kontribusi pendapatan makanan dan minuman, sewa ruangan, penjualan lain, pembatalan serta lain-lain. Asal tahu, Red Planet Indonesia telah berganti nama dua kali. Pada awal berdiri tahun 1989 perusahaan itu bernama PT Mustika Manggilingan. Lalu tahun 1990 mereka berganti nama menjadi PT Pusako Tarinka. Red Planet Holdings (Indonesia) Limited di Singapura adalah entitas pengendali Red Planet Indonesia. Sementara Red Planet Holdings (Indonesia) Limited adalah entitas anak dari Red Planet Hotels Limited, perusahaan yang berdiri di Bermuda. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Rizki Caturini