Redam harga beras, Bulog gelontorkan OP beras premium



JAKARTA. Untuk meredam harga beras di dalam negeri yang terus melambung, Badan Urusan Logistik (Bulog) terus menggelontorkan beras untuk operasi pasar. Perubahan iklim memang membuat penurunan produksi beras yang lumayan besar sehingga membuat harga beras pun naik dengan kencang. Berdasarkan data dari Bulog, pada awal tahun lalu harga beras nasional rata-rata sebesar Rp 6.623 per kg, dan kini harga beras sudah mencapai Rp 7.962 per kg. Padahal sejak Juli 2010 lalu hingga saat ini Bulog telah menggelontorkan beras OP sebanyak 30.000 ton. Tapi rupanya, ini belum mempan untuk menarik turun harga beras. Sutarto bilang, sebenarnya setelah ada OP harga beras sudah turun rata-rata Rp 200 - Rp 300 per kg. Tapi Sutarto optimistis, OP baru berhasil menurunkan harga beras medium. Sementara harga beras premium masih tinggi. “Makanya mulai hari ini Bulog akan melepas beras premium karena ternyata yang masih tinggi adalah harga beras premium," ujar Sutarto saat konferensi pers di Jakarta Selasa (28/12). Saat ini harga beras kelas medium sudah berkisar antara Rp 6.000 per kg. Sementara harga beras premium masih lebih dari Rp 7.000 per kg. "Di DKI saja, kita sudah melepas 850 ton beras premium dengan tingkat broken 5%," katanya. Syamsul Hilataha, Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya, pengelola Pasar Induk Cipinang mengatakan OP beras Bulog yang dilakukan secara intensif bisa menekan harga beras rata-rata hingga Rp 500 per kilogram. "Akan ada OP terus menerus, sehingga harga bisa lebih turun lagi," ujarnya pekan lalu. Sutarto bilang, memang secara siklus harga beras di bulan November dan Desember kenaikannya lebih tajam. Ini terjadi karena sudah masuk musim paceklik. Makanya, Bulog terus menggelontorkan beras ke pasaran untuk meredam harga. Syamsul menjelaskan, sebenarnya sejak tiga minggu lalu harga beras di pasar induk Cipinang sudah berangsur normal. "Harga beras di Cipinang paling murah Rp 6.000 per kg, kelas medium Rp 6.500 per kg dan beras yang paling mahal Rp 7.500 per kg," ungkap Syamsul. Menurutnya, kisaran harga ini sudah hampir menyentuh harga beras wajar untuk saat ini. Sebenarnya, tahun ini Bulog mematok target pengadaan berasnya sebesar 3,2 juta ton. "Tapi karena persoalan harga target pengadaan beras dalam negeri tidak tercapai. Sejak Mei sampai sekarang harga tidak pernah turun bahkan naik terus," jelas Sutarto. Alhasil, hingga saat ini pengadaan beras dalam negeri hanya sebesar 1,941 juta ton. Untuk menambal kebutuhan beras nasional serta menjaga cadangan beras di akhir tahun sebesar 1,5 juta ton, Bulog tahun ini mengimpor beras sebanyak 1,23 juta ton yang berasal dari Thailand dan Vietnam. "sampai hari ini total beras impor yang sudah masuk sebesar 516.000 ton dan kita harapkan sampai akhir tahun bisa lebih," jelas Sutarto. Targetnya, seluruh beras impor ini bisa masuk secara bertahap sampai Februari 2011. Tahun depan, jika tidak terjadi gangguan cuaca, Sutarto menargetkan bisa melakukan pengadaan beras petani sebesar 3,2 juta ton. Rencananya, pengadaan beras dari dalam negeri akan dimulai sekitar bulan Februari 2011 saat musim panen tiba. "Jika memungkinkan 3,5 juta ton, tapi minimal 3,2 juta ton," katanya. Ia mengatakan, jika akhir tahun ini Bulog bisa memiliki cadangan beras 1,6 juta ton dan akan memulai pembelian beras dari petani pada bulan Februari, maka ia berharap akan bisa melakukan pengadaan beras sebesar 2,4 juta ton hingga Juni 2011 nanti. "Kalau sampai Juni pengadaan beras mendekati angka itu, maka 3,2 juta ton itu bisa tercapai. Dan jika itu terjadi harga beras bisa stabil," jelasnya. Sutarto juga berharap pemerintah segera menyelesaikan Inpres mengenai fleksibilitas Bulog untuk pembelian beras di dalam negeri. "Dengan Inpres yang akan dikeluarkan nanti Bulog punya fleksibilitas untuk membeli beras lebih banyak," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Djumyati P.