KONTAN.CO.ID - MUMBAI. Negara pengekspor beras terbesar di dunia, India, telah melarang beberapa penjualan ke luar negeri segera. Beras adalah makanan pokok utama dunia dan harga di pasar internasional telah melonjak ke level tertinggi dalam satu dekade karena dunia bergulat dengan pandemi COVID-19, perang di Ukraina, dan dampak fenomena cuaca El Nino pada tingkat produksi. India akan melarang ekspor beras putih non-basmati yang menyumbang sekitar seperempat dari total produksi kata Kementerian Urusan Konsumen dan Pangan.
Langkah tersebut akan memastikan ketersediaan yang memadai dan menahan kenaikan harga di pasar domestik, katanya dalam sebuah pernyataan pada Kamis (20 Juli).
Baca Juga: Larangan Ekspor Beras India Melahirkan Ancaman Inflasi di Pasar Global India menyumbang lebih dari 40 persen dari semua pengiriman beras global, sehingga keputusan itu dapat berisiko memperburuk kerawanan pangan di negara-negara yang sangat bergantung pada impor beras, kata firma analitik data Gro Intelligence dalam sebuah catatan. Negara-negara yang diperkirakan terkena larangan itu termasuk negara-negara Afrika, Turki, Suriah, dan Pakistan. Semua negara itu sudah berjuang dengan inflasi harga pangan yang tinggi. Permintaan global melihat ekspor beras putih non-basmati India melonjak 35 persen tahun-ke-tahun pada kuartal kedua, kata kementerian itu. Kenaikan itu terjadi bahkan setelah pemerintah melarang pengiriman beras pecah dan memberlakukan pajak ekspor 20 persen untuk beras putih pada September. India mengekspor 10,3 juta ton beras putih non-basmati tahun lalu dan analis senior Rabobank Oscar Tjakra mengatakan pemasok alternatif tidak memiliki kapasitas cadangan untuk mengisi kekurangan tersebut. "Biasanya pengekspor utama adalah Thailand, Vietnam, dan sampai batas tertentu Pakistan dan AS," katanya kepada AFP. "Mereka tidak akan memiliki persediaan beras yang cukup untuk menggantikan ini," tambahnya.
Baca Juga: India Menyetop Ekspor Beras, Harga Beras Global Akan Naik? Pembatalan Moskow atas kesepakatan biji-bijian Laut Hitam yang melindungi ekspor Ukraina telah menyebabkan harga gandum merangkak naik, katanya. "Jelas ini akan menambah inflasi di seluruh dunia karena beras bisa digunakan sebagai pengganti gandum," terangnya. Harga beras di India naik 14 hingga 15 persen pada tahun ini hingga Maret dan pemerintah dengan jelas memandang ini sebagai garis merah dari sudut pandang ketahanan pangan dan inflasi domestik. India telah membatasi ekspor gandum dan gula tahun lalu untuk mengendalikan harga.
Editor: Handoyo .