Redam penurunan harga jual, Sampoerna Agro (SGRO) genjot volume penjualan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) mencatatkan penurunan penjualan sebesar 0,8% year on year (yoy) menjadi Rp 2,27 triliun di kuartal III 2019. Pada periode sama tahun sebelumnya, SGRO membukukan penjualan Rp 2,29 triliun.

Direktur Utama SGRO Budi Halim mengatakan, penurunan ini disebabkan oleh harga jual yang merosot. Harga jual rata-rata SGRO untuk CPO dan inti sawit (palm kernel/PK) sepanjang sembilan bulan pertama 2019 turun masing-masing 12% dan 33% dibandingkan periode sama tahun lalu.

Namun, penurunan harga kedua produk tersebut dapat diredam sebagian dengan naiknya volume penjualan. Per September 2019, volume penjualan CPO SGRO naik 19% yoy menjadi 292.198 ton. Adapun volume penjualan PK juga naik sebesar 3% yoy menjadi 64.440 ton.


Baca Juga: Laba bersih Sampoerna Agro (SGRO) anjlok 90,28% di kuartal III 2019

Menurut Budi, peningkatan volume penjualan SGRO utamanya didukung oleh lonjakan produksi yang disertai dengan pencapaian produktivitas operasional yang lebih tinggi pada triwulan ketiga 2019. Peningkatan hasil panen CPO tertinggi dibukukan oleh kebun SGRO di Sumatera Selatan, yakni 32% secara kuartalan.

"Kebun di Sumatera Selatan memasuki periode siklus panen tinggi, meskipun di tengah cuaca yang kian panas dan kekeringan yang cukup intens pada kuartal tersebut," kata Budi, Kamis (12/12).

Head of Investor Relations and Public Relations SGRO Michael Kesuma menambahkan, kinerja triwulan ketiga 2019 merupakan periode titik balik karena SGRO berhasil meningkatkan profitabilitas. "Kami berhasil membukukan laba di 3Q-2019 dari kuartal lalu yg masih merugi, meskipun harga jual di 3Q-2019 masih menurun dibanding 2Q-2019," kata dia.

Sebagai informasi, sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini, SGRO membukukan laba bersih Rp 16,4 miliar. Padahal, per semester-1 2019, SGRO masih merugi Rp 19,23 miliar. Meskipun begitu, laba bersih tersebut masih tercatat turun dibanding sembilan bulan pertama 2018 yang sebesar Rp 168,84 miliar.

Baca Juga: ICDX pantau prospek CPO masih positif

Ke depannya, SGRO yakin bahwa kegiatan intensifikasi kebun akan berdampak positif seiring dengan pemulihan harga komoditas sawit. SGRO mencatat, harga minyak sawit yang diperdagangkan telah melonjak 40% sejak akhir bulan September 2019.

"Pemicunya adalah efek gabungan dari kekhawatiran bahwa jumlah pasokan akan menurun signifikan serta adanya kenaikan permintaan untuk program B30 Indonesia," kata Budi menambahkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat