JAKARTA. Bank Indonesia (BI) menegaskan keseriusan tentang rencana kebijakan penerapan redenominasi. Dalam konferensi pers yang digelar hari ini, Selasa (3/8), Pjs. Gubernur BI Darmin Nasution menjelaskan, BI memang sudah melakukan beberapa persiapan sebelum benar-benar menerapkan kebijakan itu. "Kami sudah berada di tahap finalisasi riset dan studi (tentang pelaksanaan redenominasi), yang dijadwalkan Insya Allah akan benar-benar final akhir tahun ini. Kami melihat ini saatnya BI mengajak masyarakat untuk mengerti apa yang akan dilakukan untuk kebijakan itu dan BI menghitung perlu waktu persiapan 10 tahun dari sekarang," kata Darmin di Gedung BI, Selasa (3/8). Darmin menegaskan, redenominasi ini berbeda dengan langkah sanering. "Redenominasi ini adalah penyederhanaan sebutan satuan harga maupun nilai mata uang. Berbeda dengan Sanering atau pemotongan uang yang dilakukan saat situasi ekonomi tidak stabil dan inflasi tinggi. Redenominasi berkebalikan dengan itu, dia hanya berhasil dilaksanakan saat ekonomi stabil dan inflasi terkendali," jelasnya. BI menilai kondisi Indonesia saat ini sudah cukup memenuhi syarat untuk memulai persiapan redenominasi. Pasalnya, pertumbuhan ekonomi sudah cukup baik. "Inflasi juga mulai terkendali meski saat ini mulai ada lonjakan namun beberapa tahun ke depan kami percaya inflasi bisa di kisaran 5%, serta pertumbuhan ekonomi bisa 7%. Maka itu, saat ini saatnya kami ajak masyarakat untuk mulai mengerti," paparnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Redenominasi 10 Tahun dari Sekarang
JAKARTA. Bank Indonesia (BI) menegaskan keseriusan tentang rencana kebijakan penerapan redenominasi. Dalam konferensi pers yang digelar hari ini, Selasa (3/8), Pjs. Gubernur BI Darmin Nasution menjelaskan, BI memang sudah melakukan beberapa persiapan sebelum benar-benar menerapkan kebijakan itu. "Kami sudah berada di tahap finalisasi riset dan studi (tentang pelaksanaan redenominasi), yang dijadwalkan Insya Allah akan benar-benar final akhir tahun ini. Kami melihat ini saatnya BI mengajak masyarakat untuk mengerti apa yang akan dilakukan untuk kebijakan itu dan BI menghitung perlu waktu persiapan 10 tahun dari sekarang," kata Darmin di Gedung BI, Selasa (3/8). Darmin menegaskan, redenominasi ini berbeda dengan langkah sanering. "Redenominasi ini adalah penyederhanaan sebutan satuan harga maupun nilai mata uang. Berbeda dengan Sanering atau pemotongan uang yang dilakukan saat situasi ekonomi tidak stabil dan inflasi tinggi. Redenominasi berkebalikan dengan itu, dia hanya berhasil dilaksanakan saat ekonomi stabil dan inflasi terkendali," jelasnya. BI menilai kondisi Indonesia saat ini sudah cukup memenuhi syarat untuk memulai persiapan redenominasi. Pasalnya, pertumbuhan ekonomi sudah cukup baik. "Inflasi juga mulai terkendali meski saat ini mulai ada lonjakan namun beberapa tahun ke depan kami percaya inflasi bisa di kisaran 5%, serta pertumbuhan ekonomi bisa 7%. Maka itu, saat ini saatnya kami ajak masyarakat untuk mulai mengerti," paparnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News