Jakarta. Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla memperioritaskan untuk membenahi perekonomian Indonesia dengan menargetkan pertumbuhan ekonomi 7% pada 2019. Maka dari itu Jokowi menetapkan target-target penerimaan yang tinggi. Namun target yang dipatok tinggi tersebut ternyata banyak yang tidak tercapai. Pada 2015 saja penerimaan negara hanya bisa tercapai 84,7%. Ini diakibatkan penerimaan dipatok terlalu tinggi sedangkan kondisinya tidak memungkinkan. Alih-alih belajar pada 2015, mantan Walikota Solo tersebut malah menargetkan angka yang lebih tinggi pada 2016. Dan puncaknya pada bulan Juni, pemerintah memotong anggaran kementerian dan lembaga sebesar Rp 50,01 triliun supaya penerimaan yang dipatok tidak melenceng. Dan ternyata itu tidak cukup supaya menjaga defisit tidak melebar pemerintah pada Agustus kembali memangkas anggaran sejumlah K/L ditambah menunda dana transfer ke daerah sejumlah Rp 133,8 triliun.
Reformasi pajak tak boleh berhenti di tax amnesty
Jakarta. Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla memperioritaskan untuk membenahi perekonomian Indonesia dengan menargetkan pertumbuhan ekonomi 7% pada 2019. Maka dari itu Jokowi menetapkan target-target penerimaan yang tinggi. Namun target yang dipatok tinggi tersebut ternyata banyak yang tidak tercapai. Pada 2015 saja penerimaan negara hanya bisa tercapai 84,7%. Ini diakibatkan penerimaan dipatok terlalu tinggi sedangkan kondisinya tidak memungkinkan. Alih-alih belajar pada 2015, mantan Walikota Solo tersebut malah menargetkan angka yang lebih tinggi pada 2016. Dan puncaknya pada bulan Juni, pemerintah memotong anggaran kementerian dan lembaga sebesar Rp 50,01 triliun supaya penerimaan yang dipatok tidak melenceng. Dan ternyata itu tidak cukup supaya menjaga defisit tidak melebar pemerintah pada Agustus kembali memangkas anggaran sejumlah K/L ditambah menunda dana transfer ke daerah sejumlah Rp 133,8 triliun.