KONTAN.CO.ID - BATANG. Batik Batang, salah satu kekayaan warisan budaya Indonesia berada di ambang kepunahan. Kini tersisa beberapa pembatik yang sudah berusia senja. Jika tidak ada regenerasi keberadaan batik tulis khas Batang bakal terancam hilang. Menyadari pentingnya mempertahankan warisan budaya ini, berbagai langkah dilakukan untuk menyelamatkan Batik Batang, salah satunya melalui gelaran “Gelar Cipta Karya Batik Batang – Kreativitas Desain Generasi Muda Batang” yang digelar di SMKN 1 Warungasem pada 24 hingga 26 Februari 2025. Kegiatan ini menjadi momentum penting dalam upaya revitalisasi Batik Tulis Batang, dengan melibatkan para siswa muda sebagai agen perubahan. SMKN 1 Warungasem, yang memiliki fasilitas pembelajaran yang memadai, menjadi tempat bagi generasi muda Batang untuk menggali kreativitas mereka.
Baca Juga: Mantan Bupati Batang Didapuk Jadi Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga? Salah satu fasilitas unggulan sekolah ini adalah Gedung TEFA (Teaching Factory), yang berfungsi sebagai model pembelajaran yang mengadopsi konsep pabrik di dalam sekolah. Di sini, para siswa tidak hanya belajar teori, tetapi juga terlibat langsung dalam mendesain dan memproduksi karya fesyen, serta memamerkannya melalui pagelaran busana. "Dengan adanya fasilitas Teaching Factory Tata Busana, siswa kami tidak hanya mendapatkan ilmu, tetapi juga keterampilan praktis yang relevan dengan industri," kata Kepala SMKN 1 Warungasem, Suyanta. Program revitalisasi ini menurut dia, sudah dimulai sejak 2023. Suyanta menjelaskan, revitlisasi ini berkat dukungan Konsorsium Pengusaha Peduli Sekolah Vokasi RI yang telah membawa dampak positif, baik dalam hal fasilitas maupun peningkatan soft skill siswa. Program revitalisasi ini juga melibatkan Institut Pluralisme Indonesia (IPI), yang berperan dalam meningkatkan kapasitas dan pengembangan pembelajaran tata busana. Pelatihan desain yang dimulai sejak Mei 2024 ini juga melibatkan tujuh sekolah setingkat SLTA di Kabupaten Batang. Sebagai bagian dari program pelatihan, desainer Patricia Sandjaja dan seniman visual Firman Lie dari Phalie Studio, Jakarta, turut berperan sebagai mentor bagi para siswa. Pelatihan ini tidak hanya mengajarkan desain fesyen modern, tetapi juga memperkenalkan teknik dan desain klasik Batik Tulis Batang kepada para siswa. "Dengan melibatkan generasi muda dalam pembelajaran batik tulis tradisional Batang, kami berharap dapat menyelesaikan masalah regenerasi pembatik yang semakin terancam," kata William Kwan, Direktur IPI. Gelar Cipta Karya Batik Batang yang digelar selama tiga hari ini menyuguhkan berbagai rangkaian acara, termasuk pameran hasil pelatihan desain batik, literasi batik tulis Batang untuk siswa SD hingga SMK, edutalk, praktik membatik, hingga pagelaran fashion show. Selain itu, pada acara ini juga akan diputar video dokumentasi revitalisasi Batik Batang dan dilakukan peresmian Gedung TEFA di SMKN 1 Warungasem.