JAKARTA. Bank Indonesia (BI) agak mencemaskan perkembangan bisnis priority banking atawa layanan bank untuk simpanan berjumlah besar. Bank sentral menilai, pertumbuhan priority banking yang tidak disertai peningkatan kualitas sumber daya manusia pengelola dan panduan yang memadai akan menimbulkan kerawanan. Yang terburuk, bisa merugikan para nasabah. Demi menghindari itu, BI dan Badan Pengawas Pasar Modal Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) berencana membuat prudential guidelines. "Ini penting karena layanan yang ditawarkan bank melibatkan cross border," kata Deputi Gubernur BI, Muliaman D. Hadad, Kamis (25/11). Portofolio manajemen kekayaan alias wealth management melibatkan produk perbankan maupun pasar modal. Maka, pengelola bisnis ini perlu memiliki manajer investasi yang kompeten. "Keberadaan mereka bukan hanya untuk membantu bank, juga membantu nasabah, terutama dalam memahami risiko investasi," kata Muliaman.
Regulator akan buat panduan bisnis untuk wealth management
JAKARTA. Bank Indonesia (BI) agak mencemaskan perkembangan bisnis priority banking atawa layanan bank untuk simpanan berjumlah besar. Bank sentral menilai, pertumbuhan priority banking yang tidak disertai peningkatan kualitas sumber daya manusia pengelola dan panduan yang memadai akan menimbulkan kerawanan. Yang terburuk, bisa merugikan para nasabah. Demi menghindari itu, BI dan Badan Pengawas Pasar Modal Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) berencana membuat prudential guidelines. "Ini penting karena layanan yang ditawarkan bank melibatkan cross border," kata Deputi Gubernur BI, Muliaman D. Hadad, Kamis (25/11). Portofolio manajemen kekayaan alias wealth management melibatkan produk perbankan maupun pasar modal. Maka, pengelola bisnis ini perlu memiliki manajer investasi yang kompeten. "Keberadaan mereka bukan hanya untuk membantu bank, juga membantu nasabah, terutama dalam memahami risiko investasi," kata Muliaman.