Regulator AS Selidiki Lagi Sistem Autopilot Milik Tesla



KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Regulator keselamatan otomotif Amerika Serikat (AS) memulai kembali penyelidikan baru terkait keamanan fitur otopilot Tesla. Administrasi Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional alias National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA) mengatakan mulai membuka penyelidikan setelah menerima laporan 20 kecelakaan melibatkan Tesla. 

Celakanya, kecelakaan tersebut melibatkan kendaran Tesla yang telah mendapat pembaruan perangkat lunak otopilot, setelah sebelumnya dilakukan penarikan kembali (recall) terhadap unit tersebut. Desember lalu, Tesla telah menarik kembali sebanyak 2,03 juta kendaraan.  

Baca Juga: Laris Manis, Lebih 75.000 Mobil Listrik Xiaomi SU7 Dipesan Kurang dari Sebulan


NHTSA mengungkapkan, dalam penyelidikan disimpulkan adanya bukti sistem peringatan pengemudi Tesla lemah dan tidak sesuai dengan kemampuan operasi otopilot yang permisif. Ini menimbulkan celah keamanan. 

Selama penyelidikan keamanan otopilot yang diluncurkan pada Agustus 2021 terindentifikasi setidaknya 13 kecelakaan berakibat pada satu kematian dan cukup banyak cendera serius. "Penyalahgunaan sistem oleh pengemudi memainkan peran jelas," kata NHTSA seperti dikutip Reuters. NHTSA juga mencatat 54 cedera serius dalam kecelakaan otopilot, yang mana disebabkan penyalahgunaan oleh pengemudi. 

NHTSA mengatakan Tesla sejatinya telah mengeluarkan pembaruan perangkat lunak tambahan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Tapi ketika melakukan recall di Desember, Tesla tidak menerapkan upgrade ini.

Senator AS Markey dan Richard Blumenthal mendesak NHTSA melarang penggunaan otopilot Tesla di jalan. Penyelidikan baru ini menambah daftar permasalahan Tesla, yang tengah gencar mempromosikan teknologi self driving penuh. 

Baca Juga: Elon Musk Menyebut Perawatan Mobil Tesla Paling Murah

Selain itu, Tesla juga dihadapkan pada penurunan penjualan. Tesla akan memangkas 10% tenaga kerja secara global. Pada awal bulan ini, Tesla dikabarkan akan memberhentikan 6.020 karyawan di Texas dan California.   

Editor: Avanty Nurdiana