KONTAN.CO.ID - BEIJING. Regulator perbankan China telah menerbitkan aturan baru untuk meningkatkan pengawasan atas investasi pada kreditur komersial. Aturan ini akan memperketat bisnis entrusted loan, yakni bisnis penyediaan dana pinjaman oleh suatu entitas perusahaan kepada perusahaan lain, dengan bank bertindak sebagai perantara. The China Banking Regulatory Commission (CBRC) menerbitkan aturan bisnis entrusted loan pada Jumat pekan lalu. Alasan CBRC meluncurkan aturan ini karena telah melihat potensi bahaya pada bisnis entrusted loan. Dengan latar belakang, pertumbuhan entrusted loan sangat cepat, sedangkan peraturan masih minim. “Entrusted loan tidak dapat digunakan untuk investasi pada obligasi, derivatif, produk pengelolaan aset atau ekuitas,” kata CBRC dari laporan Bloomberg, Senin (8/1). Tak hanya itu, entrusted loan juga tidak dapat digunakan sebagai modal terdaftar atau verifikasi modal, atau untuk investasi ekuitas atau kenaikan modal. Menurut regulator, bank hanya dapat bertindak sebagai perantara saat memberikan entrusted loan, dan bank tidak boleh memberikan jaminan atau terlibat dalam pengambilan keputusan. Untuk itu, CBRC memerintahkan kepada bank untuk membatasi risiko dari bisnis entrusted loan. Victor Wang, Analis China International Capital Corporation menilai, aturan CBRC yang baru akan memberikan dampak pada pendapatan bank-bank di China. Pasalnya, bisnis bank tengah lesu setelah terjadi penyusutan pertumbuhan kredit, diiringi dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi. Hingga akhir 2016, China International Capital Corporation mencatat, nilai entrusted loan di China sudah mencapai 7,4 triliun yuan atau setara dengan US$ 1,14 triliun. Sementara itu, Presiden China Xi Jinping bersama dengan para ekonom telah berjanji untuk membuat risiko keuangan lebih terkendali menjadi prioritas utama pemerintah. Janji ini tertuang pada kongres kepemimpinan Partai Komunis pada bulan Oktober tahun lalu. BMI Research yang merupakan anak usaha Fitch Ratings pernah melaporkan, entrusted loan merupakan bagian dari shadow banking. Bisnis ini dikenal dengan skema pinjaman yang dibuat dari satu perusahaan ke perusahaan lain. Nah, biasanya perusahaan yang terlibat dalam entrusted loan adalah perusahaan besar, misalnya perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Grace Wu dari Fitch Ratings mengatakan, sebelumnya, skema entrusted loan diberikan kepada anak perusahaan atau perusahaan terafiliasi. Ini mirip dengan skema pinjaman antar perusahaan. Namun, dalam beberapa tahun terakhir semakin banyak penggunaan entrusted loan untuk memberikan pinjaman kepada perusahaan-perusahaan yang tidak terafiliasi. Alasannya, karena bisa menjadi bisnis yang menguntungkan bagi beberapa perusahaan, terutama jika bisnis inti mereka sedang berjuang melawan perlambatan ekonomi di China, seperti yang telah terjadi baru-baru ini. Bisnis entrusted loan telah lama menjadi sorotan. Sebuah penelitian oleh Biro Riset Ekonomi Nasional memaparkan, bahwa antara tahun 2007 dan tahun 2013 lebih dari 60% entrusted loan disalurkan ke perusahaan-perusahaan di industri dengan kelebihan kapasitas.
Regulator China perketat aturan entrusted loan
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Regulator perbankan China telah menerbitkan aturan baru untuk meningkatkan pengawasan atas investasi pada kreditur komersial. Aturan ini akan memperketat bisnis entrusted loan, yakni bisnis penyediaan dana pinjaman oleh suatu entitas perusahaan kepada perusahaan lain, dengan bank bertindak sebagai perantara. The China Banking Regulatory Commission (CBRC) menerbitkan aturan bisnis entrusted loan pada Jumat pekan lalu. Alasan CBRC meluncurkan aturan ini karena telah melihat potensi bahaya pada bisnis entrusted loan. Dengan latar belakang, pertumbuhan entrusted loan sangat cepat, sedangkan peraturan masih minim. “Entrusted loan tidak dapat digunakan untuk investasi pada obligasi, derivatif, produk pengelolaan aset atau ekuitas,” kata CBRC dari laporan Bloomberg, Senin (8/1). Tak hanya itu, entrusted loan juga tidak dapat digunakan sebagai modal terdaftar atau verifikasi modal, atau untuk investasi ekuitas atau kenaikan modal. Menurut regulator, bank hanya dapat bertindak sebagai perantara saat memberikan entrusted loan, dan bank tidak boleh memberikan jaminan atau terlibat dalam pengambilan keputusan. Untuk itu, CBRC memerintahkan kepada bank untuk membatasi risiko dari bisnis entrusted loan. Victor Wang, Analis China International Capital Corporation menilai, aturan CBRC yang baru akan memberikan dampak pada pendapatan bank-bank di China. Pasalnya, bisnis bank tengah lesu setelah terjadi penyusutan pertumbuhan kredit, diiringi dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi. Hingga akhir 2016, China International Capital Corporation mencatat, nilai entrusted loan di China sudah mencapai 7,4 triliun yuan atau setara dengan US$ 1,14 triliun. Sementara itu, Presiden China Xi Jinping bersama dengan para ekonom telah berjanji untuk membuat risiko keuangan lebih terkendali menjadi prioritas utama pemerintah. Janji ini tertuang pada kongres kepemimpinan Partai Komunis pada bulan Oktober tahun lalu. BMI Research yang merupakan anak usaha Fitch Ratings pernah melaporkan, entrusted loan merupakan bagian dari shadow banking. Bisnis ini dikenal dengan skema pinjaman yang dibuat dari satu perusahaan ke perusahaan lain. Nah, biasanya perusahaan yang terlibat dalam entrusted loan adalah perusahaan besar, misalnya perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Grace Wu dari Fitch Ratings mengatakan, sebelumnya, skema entrusted loan diberikan kepada anak perusahaan atau perusahaan terafiliasi. Ini mirip dengan skema pinjaman antar perusahaan. Namun, dalam beberapa tahun terakhir semakin banyak penggunaan entrusted loan untuk memberikan pinjaman kepada perusahaan-perusahaan yang tidak terafiliasi. Alasannya, karena bisa menjadi bisnis yang menguntungkan bagi beberapa perusahaan, terutama jika bisnis inti mereka sedang berjuang melawan perlambatan ekonomi di China, seperti yang telah terjadi baru-baru ini. Bisnis entrusted loan telah lama menjadi sorotan. Sebuah penelitian oleh Biro Riset Ekonomi Nasional memaparkan, bahwa antara tahun 2007 dan tahun 2013 lebih dari 60% entrusted loan disalurkan ke perusahaan-perusahaan di industri dengan kelebihan kapasitas.