REI DKI tengah fokus gali potensi pasar millenial



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Millenial merupakan pasar potensial bagi sektor properti sektor properti. Mereka merupakan kalangan yg sudah berpenghasilan namun banyak yg belum punya hunian.

Persoalannya adalah sebagian besar millenial memiliki gaya hidup hedonis, senang traveling atau hangout. Mereka cenderung tidak memikirkan untuk memiliki rumah, apalagi untuk investasi.

Baca Juga: Pengembangan green property butuh insentif


Hal inilah yang jadi perhatian utama Dewan Pimpinan Daerah Real Estat Indonesia (DPD REI) DKI Jakarta dalam Rapat Kerja Daerah (Rakerda) yang digelar pada 20 November 2019 lalu.

Ketua DPD REI DKI Jakarta Amran Nukman, mengatakan, untuk menggarap pasar millenial yang sangat potensial tersebut dibutuhkan strategi khusus. Pengembang harus melakukan edukasi secara berkelanjutan untuk bisa menjaring minat millenial untuk memiliki hunian.

Jika pasar millenial bisa digarap dengan optimal, dia menyakini sektor properti yang kini tengah lesu bisa lebih bergairah lagi. "REI DKI Jakarta akan melakukan terobosan agar sektor properti kembali bergairah. Dengan menggarap secara serius kalangan milenial, itu berarti kita ikut mendorong tumbuhnya sektor properti,” kata Amran dalam keterangan resminya dikutip Jumat (22/11).

Amran bilang, kalangan milenial harus terus diberikan gambaran bahwa properti bukan hanya untuk dihuni saja, namun juga merupakan instrumen investasi yang menguntungkan. Sedangkan pelaku properti juga dituntut harus lebih kreatif meramu produk yang tetap untuk kebutuhan milenial tersebut.

Menurut Amran, dibutuhkan peran semua stakeholder untuk mengedukasi millenial agar mulai mengubah pola pikir dan juga mulai sadar akan investasi. Tidak hanya dari pemerintah, pengembang dan perbankan juga perlu memberi dorongan lewat strategi-strategi kreatif.

Baca Juga: CIMB Niaga siap luncurkan tiga produk baru untuk dorong KPR

Dalam Rakerda tersebut, REI DKI menghadirkan diskusi mendalam bertajuk Milenial Bicara Properti sebagai bagian dari edukasi untuk millenial. Hadir Yuswohady (Inventure Indonesia), Haruna Harsa (Decoruma), Nikita Willy (public figure), Teorangga (adhouse Clarion), dan Margareta Astaman (blogger) sebagai pembicara dalam diskusi tersebut.

Sementara Yuswohady, Managing Partner Inventure Indonesia mengakui generasi millenial memang konsumtif dan cenderung tidak berpikir investasi. Namun, pola pikir mereka akan perlahan berubah bila terus diedukasi. "Yang diperlukan saat ini adalah harus ada edukasi sehingga mereka tertarik berinvestasi properti," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi