KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (REI) optimistis bisnis properti tahun ini akan tumbuh. Pasalnya, asosiasi ini melihat penjualan properti selama kuartal I-2018 terus bergerak naik. Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) REI Soelaeman Soewaminata mengatakan, pertumbuhan tersebut tercermin dari banyaknya pengembang yang meluncurkan proyek-proyek baru selama Januari-Maret 2018. "Sudah banyak developer yang mulai beriklan di media untuk proyek-proyek barunya," ujar Soelaiman di Jakarta, Senin (2/4). Menurut Soelaeman, penjualan properti yang naik itu adalah non subsidi untuk kelas menengah. Ia berharap ke depan, pertumbuhan industri properti akan semakin membaik dan REI berharap secara rata-rata industri bisa mencapai pertumbuhan sekitar 10%.
REI tidak khawatir tahun politik akan menekan bisnis properti tahun ini. Soelaiman bilang, pelaku usaha properti sudah biasa dengan tahun politik sehingga tidak akan mempengaruhi ekspansi bisnis mereka. "Tahun-tahun sebelumnya, banyak faktor yang menghambat pertumbuhan properti, salah satunya terkait masalah perizinan. Tapi saat ini pemerintah sudah beritikad baik untuk memangkas perizinan. Semoga dengan semakin mudahnya perizinan ini akan semakin mendorog pertumbuhan bisnis properti," kata Soelaiman. Deputi Gubernur Senior BI, Mirza Adityaswara juga melihat tahun politik baik Pilkada maupun Pemilu tidak akan mengganggu perjalanan bisnis termasuk bisnis properti karena Indonesia sudah beberapa kali melewati tahun politik dan semua berjalan lancar. "Paling dampaknya hanya ramai di media sosial saja. Jadi jangan tahun politik menyurutkan pengembang untuk bangun rumah atau melakukan ekpansi," kata Mirza. Mirza memperkirakan perbaikan siklus ekonomi masih akan terus berlanjut tahun ini. Sementara kondisi likuiditas perbankan saat ini juga masih sangat bagus sehingga cukup siap dalam mendukung pertumbuhan bisnis properti. Adapun Handa Sulaiman, Head of Reserach REI melihat, jenis properti yang akan mengalami pertumbuhan di Jakarta adalah kondominium dan ritel. Sedangkan jenis properti lain seperti perkantoran, apartemen sewa dan residensial landed house masih cenderung flat. Menurut Handa pasar kondominium sejak semester II 2017 bergerak positif. "Sejak tahun lalu, supplai dan demand kondominium menujukkan pertumbuhan walaupun kecil. Kondisi level bawah
(bottom) pasar kondominium sudah kita lewati sehingga ke depan akan mengalami pertumbuhan."katanya. Sedangkan perkantoran dinilai masih belum akan mengalami pertumbuhannya belum bisa mengalami pertumbuhan walaupun permintaan terus mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan karena supplai di pasar masih sangat besar. Sehingga tahun ini, bisnis perkantoran masih akan didorong oleh market tenan dan pemilik properti belum bisa menaikkan harga sewa Pertumbuhan penjualan properti selama kuartal I 2018 diakui oleh PT Paramount Land. Penjualan pengembang Gading Serpong ini mampu mencatatkan penjualan rata-rata Rp 60 miliar- Rp 100 miliar setiap minggunya.
"Speed penjualan Januari-Maret lebih baik didanding periode yang sama tahun lalu. Dalam satu minggu kami bisa catatkan penjualan sampai Rp 100 miliar." kata Ervan Adi Nugroho,
President Director Paramount Land.
Menurut Ervan, produk-produk perusahaan yang paling laris adalah produk rumah dikembangkan di lingkungan yang sudah jadi. Melihat pencapaian kuartal I itu, Paramount optimis bisnis properti akan lebih bergairah tahun ini dan bisa mencapai target marketing sales Rp 2,5 triliun. Sementara Indaryanto, Direktur PT PP Properti Tbk (PPRO) melihat pasar properti baru akan mulai mengalami pertumbuhan pada kuartal II 2018 ini. Sedangkan pada kuartal sebelumnya penjualan perusahaan masih cenderung flat. "Kuartal I, pasar masih cenderung wait and see. Masih menunggu apakah kondisi ekonomi tetap stabil dengan akan adanya tahun pemilu dan dengan adanya faktor kenaikan suku bunga The Fed." katanya. Jika selama kuartal I, PPRO hanya mengantongi marketing sales Rp 560 miliar maka pada kuartal II ini perusahaan menargetkan bisa mengantongi Rp 1,5 triliun. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi